"Tidak, Ayah. Ku mohon, jangan siksa Salsa lagi. Salsa janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong lepaskan Salsa, Ayah." Rengekku memohon belas kasihan pada Ayah.
Tapi nihil, Ayah sama sekali tidak memberi perintah untuk menyudahinya, meski dengan janji-janji yang ku lontarkan. Perkataanku hanya seperti angin lewat saja baginya.
Sreeet....
Bunyi cambukan terdengar jelas di telingaku. Kedua anak buah Ayah benar-benar brutal dalam melakukan aksinya, seperti tidak mengenal siapapun yang mereka siksa, jika itu sudah perintah dari Ayah. Aku hanya bisa meringis kesakitan dengan tangis histeris. Tapi Ayah tetap tidak memperdulikan rasa sakitku, Mas Brama saja tidak berkata apapun seolah tidak mau tau.
"Tega sekali kamu, Mas." Ujarku dalam hati.