Bahkan Gavriel saja bisa satu sekolah dengan Vio, sedangkan aku, mengapa harus berbeda. Meski benar, aku lebih dulu masuk sekolah dasar. Tapi kan, dulu aku juga ingin seperti Gavriel. Namun, Papa selalu menjelaskan bahwa, sekolah itu bukan dilihat dari lengkap tidaknya fasilitas. Namun dilihat dari bagaimana muridnya belajar. Aku hanya mengiyakan kata-kata Papa waktu itu, karena aku belum mengerti apa-apa.
"Seharusnya kamu bersyukur Jonathan, karena masih bisa sekolah. Kamu lihat, anak diluar sana belum tentu bisa sekolah seperti kamu. Sudah untung kami mau..."
"Ma, jangan diteruskan lagi." Papa terlihat marah pada Mama karena ucapannya tadi. Aku jadi tak mengerti, mengapa Papa harus marah?
Mama diam dan tak meneruskan ucapannya lagi, sesuai dengan permintaan Papa. Raut muka Mama menjadi masam seketika, tapi tatapan Mama padaku sangatlah menusuk, seperti ingin menjelaskan sesuatu.