"Bi, Gavriel sudah makan malam belum? Terus, susunya sudah dikasih?" Ucapku dengan suara yang agak pelan, agar Gavriel tak merasa terganggu dan bangun dari tidurnya.
"Sudah, Nyonya. Tadi saya paksa den Gavriel untuk mau makan, karena Nyonya sedang tidak ada di rumah. Dia menanyakan den Jo terus, Nyonya. Mungkin den Gavriel merasa khawatir dengan den Jo, karena tak ikut pulang bersama tuan dan Nyonya tadi."
Ku abaikan saja Bi Ningsih, karena malas untuk mambahas Jonathan. Sebab dia aku jadi sangat kelelahan seperti ini. Aku berlalu dari hadapan Bi Ningsih menuju kamarku, ku lihat mas Yasa keluar dari kamar Jo dan hendak masuk ke kamar kami juga. Mas Yasa sepertinya sudah tak marah lagi padaku, dari raut wajahnya sudah mulai biasa lagi. Tak seperti tadi, muka ditekuk dengan tatapan yang tajam.