Tempat ini sungguh sangat berbeda dengan kamarku yang begitu nyaman. Kasur yang empuk, udara yang segar dan tidak gerah seperti disini. Aku hidup begitu nyaman di rumah, tapi tidak disini. Angin sepoi-sepoi dari celah lubang diatas pintu, serta dari celah jendela yang terbuka sedikit. Membuatku merasakan dingin yang teramat sangat, bahkan tak ada gorden yang menutupi jendela.
Suara adzan Maghrib berkumandang, menandakan malam telah tiba. Biasanya, Bi Ningsih aka menyiapkan perelngkapan untuk sholat Maghrib berjemaah di rumah. Tapi, kali ini tak ada siapapun disini. Sampai detik ini Papa dan Mama tak kunjung datang untuk mencariku atau menjemputku. Apakah mereka memang sengaja meninggalkan aku disini? Apakah mereka sudah tak ingin memiliki anak sepertiku? Tapi kenapa? Aku salah apa, apa karena Gavriel yang sering menangis karena ulahku?