Krek...
Pintu terbuka, ternyata Papa sudah pulang. Aku berhambur ke pelukan Papa, aku senang dia pulang. Dengan begitu, aku bisa keluar dari gudang yang kotor dan gelap ini.
"Jo takut di gudang sendirian, Pa." Ucapku sambil menahan air mataku yang hendak megalir dipipi.
"Gak papa, kan sudah ada Papa. Ayo kita keluar! Kamu pasti lapar, iya kan?" Aku mengangguk mengiyakan ucapan Papa. Ku hapus air mata yang sedikit terjatuh dipipi
Papa menuntunku menuju meja makan, disana ada Mama yang sedang menyuapi Gavriel. Mama masih terlihat marah padaku, tatapannya membuatku takut. Aku bersembunyi di belakang Papa, karena takut Mama akan memarahiku lagi.
"Untuk apa Papa keluarkan dia dari gudang, Pa. Biarkan saja dia disana seharian. Sebagai hukuman, karena dia sudah membuat Gavriel terluka."