Aku berputar dan berdiri di belakang Viola. Kutepuk-tepuk punggungnya agar segera reda tersedaknya. Setelah viola bebas dari tersedak, aku kembali duduk di depannya.
"Kalo makan hati-hati. Jangan terburu-buru biar nggak keselek." Kuberikan segelas air lagi padanya.
Vio berusaha menarik napas dan mengembuskannya berulang-ulang. Dia melanjutkan makan lagi. Terlihat dia salah tingkah karena terus kuperhatikan.
"Kamu belum jawab pertanyaanku loh. Dari siapa Tita belajar memanggil ayah pada Jonathan?" Sambil menyuap nasi kembali kutanyakan hal yang sama pada Viola.
Sejenak Vio terdiam. "Tadi siang kan aku sudah bilang, Tita meniru teman-temannya yang manggil ayah ke bapak-bapak yang jemput mereka." Viola menjelaskan dengan keterangan yang sama seperi tadi siang.
"Apa para bapak itu orangtua kandung teman-teman Tita?" tanyaku dan dijawab dengam anggukan kepala Viola.