"Ma, kenapa Papa gak ikut liburan sama kita? Papa marah ya, sama Mama? Karena Gavriel ngajak liburan terus?"
Ya Allah ... Kasian Gavriel, dia sampai merasa kalau Mas Yasa marah padaku gara-gara dia. Padahal semua ini bukan salahnya, aku tidak bisa mengontrol emosi tadi di depan Gavriel. Apalagi dengan Sikap Mas Yasa tadi yang begitu dingin padaku, hingga berhasil membuatku kesal dan di tambah lagi dengan permintaanya padaku untuk membawa Jonathan.
Semenjak Gavriel masuk Sekolah Dasar, dia jadi lebih peka dengan omongan orang sekitar. Mungkin karena peralihan faktor usia dari kanak-kanak menjadi anak-anak, makanya dia semakin mengerti sekarang.
"Nggak kok, Sayang. Papa cuma lagi sibuk aja sekarang. Di kantor lagi banyak kerjaan, makanya gak bisa ikut liburan sama kita," ucapku pada Gavriel mencoba untuk menghiburnya. Agar dia tidak merasa bersalah dengan perdebatan yang terjadi antara aku dan papanya pagi tadi.