Setibanya aku di restoran itu, kulihat sang pengacara sudah duduk di salah satu meja di sudut dalam. Dia sedang membaca lembaran kertas di atas meja. Kuhampiri dia dengan langkah panjang.
"Selamat pagi, Pak Agas." Kuulurkan tangan untuk berjabatan dengannya. Pak Agas berdiri membalas salamku lalu duduk kembali.
Kutarik kursi di hadapan Pak Agas laluendaratkan bokongku. Pak Agas merapikan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Dia tersenyum dan menatapku ramah.
"Kau sudah sarapan, Jo?" tanyanya.
Aku menggelengkan kepala dan tersenyum. Pagi tadi memang kulewatkan sarapan karena begitu semangat untuk segera bertemu pengacara ini
"Sebaiknya sarapan dulu. Tka baik memulai aktivitas dengan perut kosong. Mau kupesankan seesuatu?" Pak Agas menyodorkan buku menu padaku.
Sombong sekali pengacara gaek ini. Dipikirnya aku tak bisa memesan makanan sendiri. Segera kupanggil pelayan dan memesan kopi panas dengan sepotong croissant dan sepiring buah potong.