Gavriel memberondongku dengan banyak pertanyaan hingga aku bingung mana yang harus dijawab lebih dulu. Jujur aku merasa bersalah sebab langsung mengiyakan tawaran Kak Jonathan tadi.
[Kak Jo kecelakaan saat mau ngantar aku pulang. Sekarang aku di rumah sakit. Lengan Kak Jo tulangnya patah."]
Kudengar Gavriel berdecak seperti kesal dan marah. Biar saja lah. Nanti juga dia aham kalau sudaj kujelaskan di rumah.
[Yawdah kau hati-hati di jalan. Khabari kalo sudah sampe rumah nanti. Aku belum bisa pulang. Masih ada meeting dengan klien. Bye."]
Gavriel memutus sambungan telepon begitu saja tanpa memberikan kesempatan bagiku untuk bicara. Aku mengembuskan napas kesal. Suamiku tampak seperti tidak peduli dengan saudaranya yang baru saja tertimpa musibah.
***