Mendengar Tita sakit di rumah lewat pembantu yang baru saja menghubungiku melalui sambungan telepon. Padahal aku belum lama sampai yang di kantor pusat perusahaan milik mertuaku. Hatiku merasa cemas dan khawatir anakku sakit parah. Aku bergegas hendak memberitahu Gavriel agar mengantarku pulang. Namun saat sampai ke ruangan Gavriel, sekretarisnya menahan.
"Ibu Viola, mau bertemu dengan Pak Gavriel? Mohon maaf, beliau sedang meeting." Sekretaris Gavriel mengatupkan kedua tangan di dada.
Kuembuskan napas kesal.
Bagaimana ini? Tadi aku ke sini naik taksi online. Di saat Tita sakit menunggu taksi online rasanya akan lama sekali.
"Apa Pak Gavriel sama sekali nggk bisa diganggu ya? Ini anak kami sedang sakit." Kudekati sekretaris itu dan berharap bisa memintanya memberitahu suamiku. Alangkah kecewanya aku saat dia menggelengkan kepala.