"Aku menemuimu untuk mengajakmu pulang, Mas. Kenapa harus aku yang menginap? Sedangkan kehadiranku saja, tak diharapkan dikeluargamu. Apakah kamu tega melihat Ibu selalu mencaci maki dan memarahi aku? Apakah kamu tega melihat aku diperlakukan seperti babu oleh ibumu? Bukan karena aku tak mau membantu pekerjaan Ibu, hanya saja tolong hargai usahaku untuk menjadi menantu yang baik untuknya, bukan malah mencaci maki aku, setiap kali pekerjaan yang ku lakaukan tak cocok dengan kemauannya. Dimana hati nuranimu sebagai seorang suami, Mas." Kesabaranku sudah tak bisa ku bendung lagi, mas Aris harus tegas dengan Ibunya. Dan juga bisa memprioritaskan rumah tangganya sendiri, agar rumah tangga ini bisa menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.