"Kenapa gak diajak masuk dulu, Bu. Kasian Ayu, jauh-jauh kesini,"
"Gak ada yang nyuruh dia kesini kok, jadi biarin aja dia nunggu diluar." Begitu bencinya Ibu padaku, sebenarnya apa sih yang membuat dia sangat membenciku. Hingga aku datang saja, seperti tak diharapkan.
"Ayu ini istriku, Bu. Ayolah, jangan seperti ini. Bukankah dulu Ibu sangat menyanyangi Ayu, mengapa sekarang malah kayak gini,"
"Itu dulu, Ris. Sebelum dia memisahkan Ibu sama kamu, gara-gara nikah sama dia, kamu malah makin jauh sama Ibu. Milih tinggal sama dia dari pada sama Ibu, dan Ibu gak mau kalau kedatangannya sekarang malah menghasut kamu buat ninggalin Ibu lagi." Aku sama sekali tak mengerti dengan jalan pikiran Ibu, bahkan meskipun mas Aris lebih sering menghabiskan waktu disini, aku tak pernah protes. Tapi, Ibu tetap menganggap aku seakan merebut mas Aris darinya.