"jujur, kamu masih memiliki rasa yang sama denganku bukan?" Ujar Kak Jo kala kami tengah berdua di depan kamar mandi rumah Mas Gavriel.
Aku tidak bisa mengingat kejadian 4 tahun silam karena bagiku itu hanya masa lalu yang tak harus diingat lagi. Dalam pernikahku dengan Gavriel memang ada anakku dan Kak Jo, tapi jika mengingat apa yang telah ia perbuat padaku dulu, rasa sakit hati ini masih ada.
Meski pada dasarnya aku memang masih menyimpan rasa yang sama padanya, tapi kisah yang dulu pernah terjalin tak mungkin ku ulang kembali.
"Maaf, Kak. Semuanya sudah menjadi masa lalu, dan kita tak pantas mengingatnya kembali karena sudah bersuami dan akan memiliki anak bersama Mas Gavriel."
Kak Jo menatapku sendu, nampak kesedihan dari sorot matanya. Aku yang dulu hanya menyebut Gavriel dengan sebutan nama kini harus memanggilnya dengan sebutan Mas, aku istrinya. Dan jelas aku harus menghormati dia sebagai suamiku.