Aku snagat kecewa dengan perbuatan hina anakku. Dadaku serasa dihujam beban teramat berat. Apa salahku hingga Viola tega membuat malu? Rasanya aku telah mendidik Viola agar menjadi perempuan terhormat dan bermartabat. Kenyataannya bahkan aku tak bisa mengontrol semua tindak tanduknya di luar sana.
Viola menangis sesenggukan setelah menceritakan kejadian itu. Airmata mengalir deras membasahi pipi anak kesayanganku. Aku tak mampu bicara apa pun. Apa lagi menghiburnya. Sementara hatiku juga terluka dengan perbuatannya.
"Daddy, aku minta maaf. Aku tahu kalau aku salah. Tapi tolong jangan minta aku menggugurkan anak dalam kandunganku." Viola memegang dan menggoyangkan lenganku.
Biasanya dalam keadaan normal dan ia berbuat salah lalu meminta maaf dengan cara seperti ini, aku akan luluh dan segera membawanya dalam pelukanku. Namun kekecewaan begitu dalam kurasa atas perbuatan Viola sehingga kubiarkan saja ia menangis dan tak kutanggapi permintaan maafnya.