Aku tak habis pikir dengan perbuatan anakku. Bisa-bisanya Viola melemparkan kotoran ke wajahku. Aku tercengang saat Viola mengaku bahwa ia sedang hamil. Parahnya pula kehamilan itu akibat perbuatan nistanya dengan Jonathan, anak angkat Yasa yang tidak jelas asal usulnya.
Bugh!
Dengan kesal kutinju Jonathan di pipinya. "Brengsek kamu Jonathan, apa yang sudah kamu perbuat pada Putriku. Bajingan kamu, rasakan ini." Aku kembali memukuli lelaki bajingan yang telah menodai putriku.
Dengan membabibuta kuhajar Jonathan dengan tinjuan dan pukulan. Yasa dan Sekara diam saja melihat anak angkatnya kupukuli. Bahkan kudengar Sekar memberikan dukungan.
"Hajar saja anak yang tak tahu diuntung itu, Pras." Sekar menyemangatiku untuk terus menghajar Jonathan.
Berkali-kali kupukuli lelali yang telah merusak kesucian anakku hingga kudengar Viola berteriak.