"Oh, baguslah kalau bagitu. Malam nanti kita semua akan berkumpul disin untuk membicarakan rencana pertunangan kamu sama Viola, Riel." Ini seperti mimpi, apa yang Mama utarakan ini adalah kabar yang ku tunggu sejak lama.
"Beneran, Ma?" Tanyaku sumringah, siapa yang tidak senang mendengar kabar ini.
Viola dia wanita yang ku damba-dambakan selama ini, sejak pertemuan di Cafe Kenanga beberapa bulan silam. Aku benar-benar jatuh hati pada wanita itu, memiliki tekad untuk bisa memilikinya adalah impian terbesar bagiku.
Akhirnya apa yang ku tunggu-tunggu akan segera menjadi kenyataan, bersanding dengan Viola dan merajut cinta bersamanya selamanya. Aku dan dia bak seorang putri dan pangeran yaitu pasangan yang sangat serasi, Viola cantik dan aku juga tampan. Setiap mata memandang pasti akan merasa iri melihat kami berdua.
"Ya beneran dong, Riel. Masak Mama bohong sih, Mama gak kalau sampai Viola itu semakin dekat dengan Kakak mu dan malah akan merusak rencana pertunangan ini,"
