Kakek itu melihat ke arahku begitu lama, lalu beralih pada mobil yang ku tumpangi, dia juga melihat Viola. Entah apa yang ia fikirkan saat ini, hingga semua yang berkaitan denganku seolah ditatapnya lekat.
"Tapi, Cah Bagus. Kakek bawa kayu, nanti mobilmu itu kotor karena kayu yang Kakek bawa."
"Gak papa, Kek. Biar kayu yang Kakek bawa itu taruh di bagasi mobil saja. Gak bakalan kotor, Kok." Jelasku pada si Kakek, sebab tak mungkin juga jika kayu yang dibawanya itu harus di buang dijalanan begini.
Apalagi aku sangat yakin jika dia ini susah payah dalam mengumpulkan kayu yang ia bawa dari hutan, dan kemungkinan pula kayu ini akan dia gunakan untuk memasak makanan.
Wilayah pelosok begini susah mendapat fasilitas yang lengkap apalagi ekonomi yang saat ini makin sulit, orang desa seperti Kakek tua renta yang ada dihadapanky sekarang mungkin saja juga berasal dari kalangan menengah kebawah atau lebih dikenal sebagai fakir miskin.