Setelah kejadian pagi tadi aku memutuskan untuk mematikan ponsel, rasa kesal dan marah masih sangat terasa bahkan bayang-bayang Viola dan Gavriel masih terekam jelas dalam otak ini.
Aku tak ingin menyalahkan Viola sebab dia juga terpaksa melakukan itu semua, namun aku juga tidak membenarkan sikapnya. Ada beberapa hal yang harus ia fikirkan juga selain tak ingin membuat Gavriel kecewa, Gavriel memang lebih dulu mengungkap perasaanya pada Viola tapi aku yang berhasil memenangkan hati Viola.
Jika aku terus menuruti semua kemauan Viola, maka tak akan pernah usai rasa sakit hati ini. Jadi mau tak mau aku harus bertindak tegas agar Viola tidak mengentengkan peranku sebagai pacarnya.