Semua orang sedang menatap He Fei. Namun He Fei buru-buru menggelengkan kepalanya, "Kalian jangan mengorbankanku."
"Lao He, di antara kita, kamu yang paling dekat dengan Kakak kedua. Kalau bukan kamu yang memanggilnya, lalu siapa lagi? Sejak Kakak kedua mengambil alih Grup Keluarga Lu, kita hanya mendengar berita tentang dia. Dia bekerja sangat keras tadi malam, mungkin sedang istirahat hari ini."
Semua orang memikirkan si pintar ini. Dalam lingkaran mereka, Lu Jingye juga memiliki nama panggilan yang disebut Dewa Keberuntungan. Selama Lu Jingye menyebutkan beberapa kata, mereka bisa mengikutinya bagai melangkah untuk minum dan makan. Jadi semua orang ingin melihatnya.
He Fei tidak bisa melakukan apapun karena didesak mereka, jadi ia akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Lu Jingye.
Begitu telepon tersambung, orang-orang yang duduk di sampingnya langsung terdiam semua.