Saat melihat ekspresi Zi Xu yang seperti ingin merobek kulitnya, Zi Yi merasa pemikiran orang zaman kuno sungguh aneh sehingga dia memutuskan untuk tetap diam.
Zi Xu melampiaskan amarahnya kepada Zi Yi untuk beberapa saat. Setelah melihat Zi Yi tidak mengatakan apapun, akhirnya amarah di hatinya sedikit mereda.
Saat teringat dengan hal yang lebih penting, Zi Xu bertanya, "Kenapa kamu tidak ikut ujian bulanan?"
Setelah selesai bertanya, dia juga tidak menunggu jawaban dari Zi Yi kemudian berteriak kepadanya lagi, "Apa kamu tidak ingin belajar lagi?"
Saat ini, Zi Xuan yang dari tadi duduk di sana tanpa bersuara itu tiba-tiba menanggapi, "Kakak bilang bagaimanapun ayah mempunyai uang sehingga dia belajar atau tidak itu sama saja."
Zi Yi menatap Zi Xuan yang duduk di sana dengan wajah patuh, kemudian mengedipkan matanya.
Dia mengatakannya karena takut Zi Xu tidak jadi memberinya pelajaran kan?
Benar saja, Zi Xu benar-benar marah besar setelah mendengar perkataan ini, "Ternyata selama ini kamu berpikir seperti itu. Bagus Sekali! Bagus Sekali!"
Setelah mengatakan ini, dia berteriak dengan wajah penuh amarah kepada Zi Yi, "Kalau begitu, kamu tidak perlu ke sekolah dan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi lagi. Ke depannya, semua uang sakumu akan ditarik dan mobil sport yang dibeli juga disita! Aku ingin melihat apa yang masih bisa kamu lakukan lagi jika tidak mempunyai uang saku!"
Setelah mengatakan ini, dia memperingatkan Li Peirong, "Jika kamu diam-diam memberinya uang saku lagi, aku akan membawanya ke perusahaan untuk bekerja."
"Ah Xu, kamu…"
"Tidak perlu berbicara lagi." Zi Xu menatap Zi Yi lalu berkata, "Kembali ke kamar dan refleksi diri dengan baik."
Setelah mendengar perkataan ini, Zi Yi melangkahkan kakinya kemudian berjalan menuju lantai atas.
Di belakang, muncul suara yang terdengar patuh dari Zi Xuan, "Ayah, kamu jangan marah. Wali kelasku bilang aku mengalami kemajuan dalam beberapa ujian bulanan ini, jadi pasti tidak sulit untuk masuk ke Universitas Ibukota Di."
Benar saja, suara Zi Xu melunak lalu berkata, "Baguslah jika bisa masuk ke Universitas Ibukota Di. Belajarlah dengan baik dalam beberapa waktu ini, dan beritahu pada ibumu jika membutuhkan sesuatu. Kamu harus makan yang enak di sekolah pada siang hari."
"Baik, ayah."
"Selama kamu berhasil masuk ke Universitas Ibukota Di, ayah akan membelikan apartemen kecil yang dekat Universitas Ibukota Di untukmu."
"Oke~"
Zi Yi berjalan masuk ke kamarnya dan menutup pintunya. Hal pertama yang dikerjakan adalah menghapus riasan wajah, mandi, dan ganti pakaian.
Kemudian, dia langsung mendengar suara ketukan pintu saat baru saja memakai piyama lalu berjalan keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya.
Dia berjalan ke sana kemudian membuka pintu.
Zi Xuan berdiri di luar pintu.
Dengan penghinaan di matanya, Zi Xuan memperingatkan Zi Yi tanpa segan sama sekali, "Aku mau belajar dalam beberapa waktu ini. Sebaiknya kamu jangan mengeluarkan suara."
Dia pergi setelah mengatakan ini.
Zi Yi menatap punggung Zi Xuan, sudut bibirnya tertutup hingga membentuk sudut yang terlihat acuh tak acuh.
Zi Yi menutup pintu dan memeriksa dengan menggunakan ponselnya. Negara Di sangat mementingkan ujian masuk perguruan tinggi, dan Universitas Ibukota Di adalah institusi tertinggi di Negara Di. Setiap tahun, ratusan ribu lebih siswa akan saling bersaing dengan ketat pada akhirnya hanya seribu atau dua ribu siswa yang akan berhasil masuk.
Namun, Universitas Ibukota Di masih memiliki sepuluh kuota seleksi mandiri setiap tahun.
Saat teringat dengan sikap Zi Xuan, Zi Yi tiba-tiba merasa menempuh studi di Universitas Ibukota Di untuk bermain-main sepertinya juga bagus.
Jadi, dia langsung meretas halaman web seleksi mandiri Universitas Ibukota Di untuk mendaftarkan dirinya.
…...
Zi Xu melakukan apa yang ia katakan. Keesokan harinya, dia benar-benar menyuruh sekretarisnya untuk mengurus prosedur pengunduran diri dari sekolah untuk Zi Yi.
Zi Yi tidak memberontak ataupun membuat keributan. Dia hanya mengunci dirinya di kamar dan tidak keluar sepanjang hari.
Ini membuat Li Peirong sangat cemas.
Setelah pulang dari sekolah, Zi Xuan melihat ibunya duduk di sana sambil berpikir berlebihan lalu mendatanginya ibunya untuk bertanya, "Ibu, bukankah dengan dia tinggal di rumah itu sangat bagus? Dengan begitu, dia tidak akan membuat ayah marah lagi."
Li Peirong melihatnya sekilas lalu berkata, "Kamu masih kecil dan masih belum mengerti mengenai beberapa hal."
Zi Yi tidak memberontak dan membuat keributan. Ini membuat hatinya tidak tenang.
Zi Xuan sama sekali tidak ingin mengerti lalu dia berdiri lalu berkata, "Yang penting dia tidak mempengaruhi aku belajar saja."
Setelah mengatakan ini, dia sudah mau berjalan menuju lantai atas.
Terdengar suara mobil datang dari halaman.
Zi Xuan berhenti dan menunggu sebentar.
Setelah beberapa saat kemudian, Zi Xu berjalan masuk dengan cepat sambil menampilkan ekspresi rumit lalu bertanya, "Di mana Yiyi?"