Setelah bersantai seharian akhirnya Edison memutuskan berjalan-jalan dengan Selena keluar rumah. Sekalian berbelanja keperluan.
Edison akhirnya pergi ke Mall bersama Selena. Sebuah tempat perbelanjaan mewah adalah tujuan utama mereka. Selena membawa keranjang dorong, namun mereka menuju sebuah supermarket lebih dulu dan menemukan tempat buah-buahan segar dan menemukan strawberry Korea yang sangat diinginkan Selena itu.
Selena sangat antusias sekali. Suaminya mengambil banyak sekali buah itu dan memasukkan nya ke keranjang. "Hei kenapa banyak sekali?" tanya Selena
"Tidak apa-apa, aku ingin menyenangkan kamu."
Selena hanya geleng-geleng kepala. "Sayang, susu sang ku beli kemarin! Mau kah membeli lagi?" tanya Edison.
Kemudian ia mengangguk, dan Edison mengerti sehingga ia langsung menuju area susu untuk membeli keperluan istrinya itu.
Setelah membayar, Edison membawakan keresek penuh strawberry itu. Mereka berjalan menyusuri Mall.
Toko baju bayi membuat Edison langsung menghentikan langkah nya. "Sayang, aku mau masuk kesini!" ucapnya.
"Sayang, tapi aku cape." Selena mengelus perutnya, ia memang terlihat kelelahan. Tujuan utama mereka memang toko baju, tetapi Karina sudah kelelahan padahal baru membeli buah.
"Ayo masuk!" Edison mengajak Selena masuk, dan menyuruhnya duduk di bangku di dalam toko itu.
Ia menurutinya, kemudian Edison mengambil sekotak strawberry dan mencucikan nya untuk Sera, ia menyuruh pelayan toko itu dan berkata akan membeli banyak barang, karena itu pelayan toko memberikan service itu pada Edison.
Selena kaget melihat Selena memberikan kotak strawbrry itu padanya. "Duduk dan makan strawberry mu, aku akan berkeliling sebentar."
Selena menerima buah itu, kemudian menatap Edison yang menyungging kan senyuman nya. Hati nya berdegup kencang melihat laki-laki itu.
"Tenang Karina. Apa ini!" lirih Selena pada dirinya, ia memang tak kuat menahan ketampanan sang suami.
Kemudian laki-laki itu pergi melihat barang-barang dan tak segan bertanya pada pegawai yang sedari tadi mengikutinya.
"Mba tolong bungkus semua baju dan peralatan yang di butuhkan ketika akan melahirkan! Keperluan bayi dan ibunya. Anak saya perempuan jadi pilihkan masing-masing lengkap."
Mendengar ucapan itu para SPG segera mengangguk dan mengerahkan semua pegawai, Selena yang sedang asik memakan strawberry nya hanya melihat saja para pegawai itu sibuk pontang panting.
Edison segera pergi menghampiri Selena "Sudah?" tanya istrinya itu.
Edison mengangguk. "Sedang di siapkan, kita duduk saja disini." Edison membuka kancing jas yang digunakan nya kemudian duduk di samping Selena.
Tangan Ksina refleks mengambil satu buah strawberry dan memasukkan nya kemulut Edison. Dan lelaki itu juga langsung mengunyah nya. Setelah sadar apa yang dilakukan mereka. Sera melirik begitupun Edison.
"Manis, enak!" Ucap Edison.
Selena tertawa sembari menelan ludah.
Selang sekitar satu jam tak terasa, seorang pegawai menghampiri Edison dan memberikan bon pembayaran nya. Edison segera mengeluarkan sebuah kartu hitam dari dompetnya. Kartu yang di bandroli no limited itu hanya di miliki beberapa orang saja di negara ini.
Total rinciann yang harus di bayar Keenan adalah 283.000.000 barang itu memang sangat terkenal mahal dan bagus, tak tanggung-tanggung dia membeli semua keperluan untuk calon anak-anak.
Para pegawai mengucapkan terimakasih dan segera membantu Edison membawa barang belanjaan nya. Dilihat sangat banyak, Edison juga memesan jasa pengirim barang. "Kamu beli apa?" tanya Selena yang tidak tau apa-apa.
"Barang untuk keperluan kamu, nanti di antar ke rumah."
"Kenapa tidak kita bawa sekarang?"
"Sempit mobilnya, kita kan bawa banyak strawberry!" Jelas Edison yang memang mobilnya di penuhi buah.
Ah Selena melirik barang belanjaan dari supermarket dan memang banyak, itupun Edison yang memilihnya.
"Apa kamu lapar?" tanya Edison
"Tidak, kamu?"
"Aku ingin makan sebelum pulang, boleh temani aku?"
Edison mengangguk, ia tak nyaman juga sampai membuat sang suami lupa makan.
Mereka menuju sebuah restoran serba daging. Wangi masakannya tercium ketika mereka baru melangkahkan kaki ke dalam restoran itu.
Edison menginginkan tempat VIP. Dan pramusaji menyuruh mereka memasuki sebuah ruangan yang hanya bisa di tempati sekitar 4 orang saja, namun mereka memakainya untuk dua orang.
Menu spesial sudah dipesan oleh Edison Walau Karina sudah menolak, ia tetap memesan menu yang sama untuk istrinya itu.
Setengah jam berlalu, makanan sudah datang dan di sajikan. "Ah, aku sudah bilang tidak makan." ucap Karina lirih.
"Aku ingin kamu menemaniku, setidaknya biarkan makanan itu ada di depanmu." jawab Edison.
Suap demi suap Edison mulai menyantap menu daging yang di sajikan itu. Selena menatap kenikmatan yang dirasakan suaminya.
Baru saja ia mengedip Edison menjulurkan tangannya, Selena berefleksi membuka mulut dan mengunyah daging di mulutnya.
Seketika mereka langsung menatap karena serasa Dejavu dengan kejadian tadi di toko perlengkapan bayi.
"Makan, jangan malu! Anak kita menginginkannya."
Lagi-lagi ucapan Edison membuat Selena menatap pria itu. Ia benar-benar merasa sebagai seorang istri.
Ia pun kini menyantap makanan yang sedari tadi menggoda imannya.
Benar saja, makanan Selena habis lebih dulu di banding Edison. "Enak?" tanya Edison.
Selena mengangguk.
"Tidak masalah lagian kamu makan buat berdua!" kata Edison.
Mendengar itu Selena sedikit tida malu. Ia mengelus perut besarnya. "Ah, enak sekali! Anak Mama kenyang ya," lirihnya. Tanpa sadar didepan Edison.
"Ayo pulang!" Edison tersenyum.
Melihat Selena kesusahan berdiri setelah makan. Edison segera menghampirinya. "Ayo aku bantu!" Ucapnya, sembari menempatkan tangannya di lengan Selena .
"Hei, ada apa?" tanya Edison , melihat Selena mematung.
Gadis itu menggelengkan kepalanya lemah. "Aku malu!" lirihnya.
Edison hanya tersenyum. Di tetap membantu istrinya berjalan keluar. Mereka mampir ke kasir untuk membayar.
Setelah selesai membayar pun ia kini memegang tangan Selena, satu tangannya membawa kresek berisi strawberry tadi.
Mereka bahkan berjalan seperti biasa, bagaikan pasangan pada umumnya.
"Apa hari ini senang?" tanya Edison , melirik istrinya yang mengelus-elus perutnya.
"Ia, tapi kaki ku langsung pegal jika pergi berjalan lama."
"Ah, langsung istirahat nanti ya!" Titah Edison.
Selena mengangguk.
Mereka akhirnya sampai di rumah. Selena melihat ke arah rumahnya. Para pegawainya serta Jhon sedang sibuk memasukkan barang.
"'Ini punya siapa?" Tanya Selena.
"tadi ada yang mengantar satu mobil katanya dibeli oleh Tuan Edison ." jawaban Nyonya Nana.
Selena langsung menatap Edison.
"Ini semua kamu yang pesan? dari toko tadi?" Selena kaget.
Edison mengangguk.
"Ini sangat mahal dan terlalu banyak Sayang."
"Ah, aku akan membantu!" Teriak Edison, ia tidak mendengar kan ucapan istrinya, dan membantu para pegawai.
Edison membuka jas nya, kemudian menggulung kemeja yang dikenakannya se sikut. Ia sangat antusias, bahkan merakit box baby!
Edison tersenyum simpul melihat kelakuan suaminya itu.
Akhirnya jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Edison benar-benar tidak terlihat lelah melakukan banyak hal.
Jhon datang karena mencari bos nya itu. "Tuan, dari tadi saya telpon tapi tidak angkat telpon! Tuan besar nyariin!" ucap Jhon, yang baru bangun tidur setelah membantu menurunkan peralatan bayi tadi siang.
Edison berhenti merakit barang-barang yang dibelinya. "Nanti saja bahas nya, sekarang kamu bantu rakit ini." Edison tidak peduli ucapan Jhon.
Semua pegawai tersenyum melihat kedua pemuda itu tidak akur. Namun mereka tetap bekerja sama.
Selena masuk ke kamarnya kemudian ia tertidur. Lelah nya benar-benar membuat tubuhnya bereaksi.
Pintu kamarnya itu terbuka. Edison melihat Selena tertidur di atas ranjang nya yang besar. Tampak nafasnya sedikit tidak nyaman karena perutnya. Keenan mengambil bantal hamil dan menaruhnya di samping Selena
Seketika ia berlutut dan memandang perut istrinya. Perasaannya tambah campur aduk begitu melihat perut Selena bergerak-gerak. Bayi itu tampak mendengar ucapan Ayahnya.
"Anak pintar!" ucap Edison sembari tersenyum. Ia hampir meneteskan air mata karena terharu.
Mata kecil yang pertama kali di tatapnya bagai seperti mengeluarkan semua kebahagiaan yang selama ini ada di dalam perut sang ibu.