Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 84 - terjatuh ke dasar goa

Chapter 84 - terjatuh ke dasar goa

"akhirnya baju ku sudah kering. Selain itu, kehangatan tubuhku juga sudah meningkat" ujar Arth sambil menghampiri Shivi dan Mine.

Shivi tersenyum "apakah kamu sudah baik-baik saja? Jika dilihat dari wajah mu, sepertinya kamu baik-baik saja!"

"Iya! aku baik-baik saja!" Jawab Arth sambil berlagak.

"Ayah! Aku ingin segera bertemu dengan ibu! Apakah kita harus bersantai lebih lama disini? Aku sudah tidak tahan lagi ayah! Meskipun aku tahu situasi kita saat ini, akan tetapi hatiku ingin melihat ibu...pokoknya aku ingin melihat ibu!...huaaa" Mine tiba-tiba menangis karena kangen dengan Erina.

"Aku juga! Aku juga sedang merasakan apa yang kamu rasakan. Maaf saja, aku tidak bisa mengabulkan keinginan mu jika sekarang. Namun, aku berjanji pada mu bahwa kamu akan melihat ibu mu itu. Aku janji" jawab Arth sambil menunjukan jari kelingkingnya.

Melihat itu, Mine malah tambah menangis. "Aku ingin bertemu dengan ibu sekarang juga" ujar Mine dengan raut wajah cemberut.

"Hey Shivi! Kau dari tadi cuman diam dan bengong. Dari pada diam, mendingan kamu bantu aku untuk menghibur Mine" ujar Arth.

Shivi terkejut sambil menunjuk kepada dirinya sendiri. "Aku! Kenapa harus aku? Bukankah itu masalah hidup kalian!...hehe...bercanda! Baiklah aku akan melakukannya. Jika kau tahu, aku memiliki sikap seorang ibu yang sangat handal" ujar Shivi sambil berlagak. Shivi Kemudian menghampiri Mine sambil mengelus-elus rambutnya. "Jangan menangis! Nanti ayahmu akan berubah menjadi seekor beruang...rawrr..."

"Huaaa" Mine malah tambah menangis.

"Apa yang kau lakukan Shivi?"

Shivi terkejut dengan apa yang telah terjadi. "Kenapa malah tambah menangis? Padahal aku melakukan yang sesuai dengan sikap seorang ibu!" Ujar Shivi yang kebingungan.

"Hah...sudahlah"

Tiba-tiba datang salah satu prajurit Shivi dengan keadaan panik. "Ratu, ini gawat!" Ujarnya dengan sangat panik.

"Ada apa?" Ujar Shivi dengan penasaran.

"Aweksnakekskanjwjsakbbsggag" jawabnya dengan panik.

"Tenang...katakan dengan benar! Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!" Shivi begitu kebingungan dengan apa yang telah dikatakan oleh prajuritnya.

"Tadi...aku ingin keluar dari gua ini. Namun, jalan yang telah kita lewati tiba-tiba tertutup oleh batu yang sangat besar. Kita tidak bisa keluar dari sini...manusia!!!..." Ujar prajurit itu sambil berteriak dan menunjuk kepada Arth yang tidak memakai topeng.

"Ah iya...aku lupa memakai topeng!" Arth begitu polosnya langsung memakai topeng iblis.

"Dia adalah iblis, tenang saja" ujar Shivi dengan panik sambil mencoba untuk membohongi prajuritnya. "Ayo...aku ingin melihat batu yang menutupi gua yang kamu maksud"

***********

"Brugg" Silvanus membentur sebuah batu akibat terlempar oleh serangan dari Nekara. "Akh...aku tidak akan menyerah walaupun kau terus-terusan menyiksa ku!" Ujar Silvanus sambil mencoba untuk berdiri.

"Hahaha...aku suka sikap mu yang sok tegar...mungkin aku akan lebih lama disini untuk bermain-main dengan mu, karena aku sudah lama tidak menggunakan sihir dan kekuatanku setelah berjuta-juta tahun terakhir. Sekarang aku juga agak melupakan kekuatan ku yang dulu...haha...baiklah, ambil pedang mu! Aku ingin kamu mengeluarkan seluruh kekuatan mu" kata Nekara sambil melemparkan pedang kehadapan Silvanus.

Silvanus kemudian mengambil pedang yang telah di lemparkan oleh Nekara. "Aku tidak akan melakukanya. Jika aku mengeluarkan seluruh kemampuanku, bagaimana jika Nekara lebih kuat sehingga semua serangan ku bisa digagalkan. Dari pada menghabiskan kekuatan ku tanpa ada hasil, mendingan aku melawan Nekara dengan santai sehingga aku bisa bertahan lebih lama hingga Siestina bisa melarikan diri lebih jauh" rencana Silvanus yang ada dipikirannya.

Nekara kemudian berlari sambil mengepalkan kedua tangannya. Lalu, Nekara melompat ke atas Silvanus sambil mengeluarkan sihir api yang ada di kedua tangannya. Silvanus sudah mengira akan hal itu, Silvanus kemudian menghindar ke belakangnya sambil memegang pedangnya.

"Bruggh" serangan Nekara berhasil di hindari oleh Silvanus. "Sekarang!" Silvanus kemudian menyerang Nekara yang tepat berada di hadapannya. "Huooo" pedang Silvanus tiba-tiba mengeluarkan sihir es dengan sendirinya akibat dari tekad Silvanus yang kuat. "Bruss...." Silvanus menebas dengan kuat sehingga tebasan itu menghasilkan kekuatan es yang membekukan tempat yang terkena oleh tebasan tersebut.

"Hahaha....kau menebas apa?" ujar Nekara yang Tiba-tiba berada di belakang Silvanus. Kemudian Nekara memukul Silvanus dari belakang dengan kuat sehingga Silvanus terlempar oleh serangan Nekara.

"Bruggh" Silvanus terjatuh dengan keadaan kesakitan. Silvanus kemudian mengambil pedangnya dan mencoba untuk berdiri kembali. "Ukhg...ku rasa mereka sudah berada di tempat yang aman!" Silvanus tersenyum karena rencana utamanya telah berhasil. "Sekarang! Aku tinggal melarikan diri dari Nekara. Percuma saja melawannya, Nekara bukan salah satu dari mereka yang mementingkan dirinya sendiri. Pasti Nekara ada tujuan lain"

"Kenapa kau malah tersenyum lebar?..." Ujar Nekara yang melihat Silvanus tersenyum.

***********

"Di sebelah sini ratu!" Ujar prajurit Shivi sambil menunjukan jalan.

Mereka tiba di tempat yang dimaksud oleh prajurit tersebut. Di tempat itu ada sebuah batu aneh yang menghalangi jalan mereka untuk keluar.

"Ini aneh...padahal ketika kita masuk tidak baru ini! Kenapa sekarang malah ada?" Kata Shivi sambil memegang dagunya dengan perasaan heran.

Arth melihat batu itu dengan perasaan yang curiga, ia kemudian menghampiri batu tersebut dan merabanya. "Ini bukan batu biasa. Dari segi kerasnya juga batu ini seperti kristal, namun bentuknya saja yang mirip dengan batu. Selain itu, di dalam batu ini ada terdapat sebuah aliran sihir yang memancar dari dalam. Kurasa ada yang melakukan ini! Dengan kata lain, ada yang menjebak kita di dalam gua ini!"

"Benarkah?..." Ujar Shivi dengan linlung. Tiba-tiba Shivi menyadari apa yang dikatakan oleh Arth dan seketika Shivi panik sambil memerintahkan semua pasukannya untuk berjaga-jaga. "Semuanya! Persiapkan senjata kalian! Mungkin ada sesuatu yang akan menyerang kita!!.." teriak Shivi.

"Mine! Kemari-lah! Sepertinya ada seseorang yang sedang mengendalikan gua ini. Aku merasakan bahwa kita ada di dalam sihirnya, bisa saja kita dibuat tersesat di dalam gua ini oleh seseorang tersebut" ujar Arth kepada Mine.

"Iya ayah! Aku juga merasakannya. Aku rasa gua ini hanyalah tipuan belaka. Ada yang mengendalikan gua ini di suatu tempat. Kita harus menemukan tempat itu!" Jawab Mine sambil memegang dagunya.

"Ya...kamu benar!"

Tiba-tiba tanah yang mereka injak bergetar seperti ada sebuah gempa besar yang terjadi. "Apa ini?"

Tak lama setelah itu, tanah yang mereka injak langsung retak dan tiba-tiba tanah yang mereka injak menghilang sehingga mereka semua terjatuh ke dalam gua yang dalam.