Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 76 - bertemunya Shivi dengan pasukannya

Chapter 76 - bertemunya Shivi dengan pasukannya

"itu tuan Orba!" Ujar teriakan salah satu prajurit para dewa.

"Itu ratu Shivi" ujar prajurit iblis sambil menunjuk ke arah Shivi yang baru saja datang. Semua prajurit langsung menghampiri Shivi yang baru saja datang. "Ratu! Apa kamu baik-baik saja? Apakah penjahat itu melukaimu?"

"Dimana Arth?" Jawab Shivi dengan panik. "Eh...eh-eh-eh...kenapa kalian berada di sini?"

"Tentu saja kami mencari mu! Mana mungkin kamu berdiam diri sedangkan ratu kami diculik oleh orang jahat" jawab komandan pasukan iblis, ia mengatakan itu sambil menyombongkan diri.

"Diculik? Apa maksudmu? Dia teman ku, dan aku sedang membantunya untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi" jawab Shivi dengan marah.

"Apa? Jadi...tidak ada penculikan?" Ujar komandan dengan bingung. "Terus. Apa yang harus kita lakukan disini ratu?"

"Ceritakan apa yang telah terjadi! Dan kenapa kalian bisa bergabung dengan pasukan para dewa?" Shivi dari tadi terus membentak pasukannya sendiri.

"Jadi! Kami di gegerkan oleh kehilangannya ratu! Dan pada saat itu kerjaan begitu kacau dengan kehilangan nya sang ratu. Kemudian tak lama datanglah para dewa menghampiri kerajaan kita. Ku kira mereka akan menyerang kerajaan, tapi ternyata mereka cuman ingin mencari orang yang menculik kamu...eh...teman kamu. Terus kami bekerja sama dengan mereka karena tujuan yang sama. Kalau kami tahu bahwa orang itu adalah temannya sang ratu, kami tidak akan bergabung dengan mereka" jawab komandan yang penuh dengan penyesalan. "Sekarang apa yang harus kami lakukan ratu?"

Tiba-tiba Raka yang memimpin pasukan para dewa menghampiri Shivi dengan raut wajah kesal dan arogan. "Sejauh mata memandang, baru kali ini aku melihat pemandangan yang sangat indah dengan kecantikan mu! Maukah kamu menjadi istri ku?" Ujar Raka dengan arogan.

"Diam!" Jawab Shivi sambil menampar Raka dengan lantang.

"Apa? Dia menampar tuan Raka yang agung" ujar seluruh pasukan dewa.

"Aku ditampar? Apakah kau menolak ku? Apakah ada yang kurang dengan penampilan ku?" Raka begitu berkecil hati dengan jawaban dari Shivi.

"Hey! Kau musuhku" jawab Shivi sambil memegang kedua pinggangnya. "Semuanya! Kita harus membantu Arth dan mengalahkan pasukan para dewa" ujar teriakan Shivi kepada seluruh pasukannya.

"Siap!!" Jawab seluruh pasukan dengan semangat bagaikan api yang membara sangat besar.

"Musuh! Kenapa kita bermusuhan?" Raka begitu kebingungan akibat efek pesona dari Shivi.

"Serang semua para dewa yang ada disini" teriakan Shivi dengan penuh amarah. "Serang!!!!!"

Tiba-tiba pasukan Shivi menyerang para dewa yang berada dekat dengan mereka. "Apa? Kami belum persiapan apapun!!!!" Ujar teriakan Raka yang terkejut dengan serangan dadakan yang diperintahkan oleh Shivi.

Dengan terpaksa, para pasukan dewa harus bertahan dari serangan Shivi yang secara tiba-tiba. Kedua pasukan itu bertempur tanpa rencana dan strategi sehingga pertempurannya begitu sangat kacau. Raka berlari untuk menyerang Shivi. Namun, ketika ia akan menyerang Shivi, hatinya langsung menolak apa yang ia lakukan. "Mana mungkin aku menyerang sang idaman ku sendiri" ujar Raka yang malah termenung dan cuman melihat pasukannya yang sedang berperang.

********

"Kau lihat Orba! Semua pasukan yang kamu bawa tidak ada yang ingin membantu mu. Tapi lihatlah pasukan para iblis yang ku anggap seorang teman! Mereka menyerang balik karena ingin membantu ku. Itulah perbedaan diantara kita berdua" ujar Arth sambil mengepalkan kedua tangannya dan siap untuk menyerang Orba kapanpun.

"Aku tidak memerlukan seorang teman! Teman hanyalah orang yang akan mengkhianati mu suatu saat nanti" jawab Orba dengan lantang.

"Ayo kita lakukan Orba! Aku penasaran siapa yang akan memenangkan pertarungan ini. Apakah orang yang bekerja sediri atau orang yang bekerjasama dengan teman-temannya"

Arth langsung melompat dan bergerak dengan kecepatan kilat api. "Aku bisa membaca gerakan mu yang lamban" ujar Orba yang melihat gerakan Arth.

Tiba-tiba Arth sudah berada di belakang Orba dan siap untuk melakukan serangannya. "Apa? Padahal barusan ia berada jauh didepan ku! Tapi kenapa ia sekarang berada di belakangku dengan secepat ini" ujar Orba yang tak percaya dengan gerakan Arth yang cepat.

"Huooo" Arth langsung memukul Orba dengan sekuat tenaga hingga Orba terpental melayang jauh. Kemudian Arth melemparkan rantai fire chain miliknya dan melilitnya ke Orba. "Kesini kau!" Orba di tarik kembali ke hadapannya.

"Sial! Aku tidak bisa melakukan apapun jika terus seperti ini!"

Orba di tarik kembali ke hadapan Arth. Kemudian Arth menyerangnya lagi dengan pukulan mematikannya hingga terpental kembali. Kemudian Arth menariknya lagi dan menyerangnya lagi. Arth terus menyerang seperti itu tanpa henti.

"Aaaaa" Orba begitu kesakitan dan tidak bisa berbuat apapun.

Kemudian Arth akan melakukan penyerangan terakhirnya. Arth menarik Orba dengan sekuat tenaga, setelah itu Arth mengepalkan tangannya sembari dialirkan sebuah sihir ke tangannya hingga tangannya bersinar dengan terang. "Kemari kau...huooo" Arth langsung memukul Orba dengan kencang hingga pukulannya menembus tubuh Orba dan menghancurkan semua yang ada di sekitar belakang Orba.

"Huooo" Arth menekankan pukulannya di perut Orba hingga Orba memuntahkan darahnya melalui mulutnya. "DUAARR" Orba terpental sangat jauh.

"Tak" Arth mendarat tepat di tengah-tengah peperangan antara pasukan dewa dan pasukan iblis.

"Berhenti!!" Arth berteriak dengan sekuat tenaga. Dan tiba-tiba peperangan itu terhenti dan terdiam. "Dengarkan aku baik-baik! Kalian para dewa! Kalian berperang tanpa menghasilkan apapun, percayalah! Dan lihatlah pemimpin kalian. Apakah dia ada di samping kalian untuk membatu kalian? Tidak bukan? Dia tidak ada di samping kalian. Terus untuk apa kalian berperang. Apakah untuknya? Kalian mengorbankan nyawa untuknya tapi dia tidak mengorbankan apapun demi kalian, sungguh ironis sekali. Lihatlah kami! Kami berperang dengan pemimpin kami. Pemimpin kami hadir dalam peperangan dan memerintahkan semua pasukannya demi kemenangan! Dari pada kalian bertarung tidak berguna disini, mendingan kalian urusi keluarga kalian yang lebih membutuhkan" ujar Arth sambil terus berteriak dan mencoba untuk menghentikan pertempuran itu.

"Ada benarnya juga! Aku mempunyai anak perempuan yang harus ku besarkan...pulang yuk!" Tiba-tiba mereka membubarkan peperangan dengan mudahnya.

"Hey...apa yang kalian lakukan? Aku pemimpin kalian disini! Kalian harus melakukan apapun sesuai perintah ku!" Ujar Raka yang berteriak-teriak marah-marah kepada semua pasukannya.

"Percuma Raka. Aku cuman mengasih saran kepada mu! Aku ingin bertanya pada mu. Jika kau dalam bahaya, apakah Orba akan menolong mu?" Ujar Arth yang juga menasehati Raka.

Mendengar itu, Raka termenung dan menganggukkan kepalanya. "Tidak! Dia tidak akan membantu ku" jawabnya dengan penuh penyesalan.

"Ikuti lah mereka. Kau juga pasti memiliki tugas yang lebih penting dalam keluarga mu. Aku tidak punya urusan dengan mu satupun. Akan tetapi aku hanya ingin membebaskan teman-teman ku yang ada di sana. Jika kau di penjara, apakah ada orang yang ingin membantu mu?" Arth terus mengata-ngatai Raka.

"Tidak" jawabnya dengan kesal.

"Karena kau tidak mempunyai seorang teman! Bukan begitu?"

"Kyaw...Arth keren sekali" ujar Shivi yang terpesona dan melihatnya dari belakang.