"di dunia ini tidak ada makhluk yang hidup sendirian. Hewan sekalipun pasti membutuhkan seorang ibu untuk kelangsungan hidupnya. Dari pada kau disini mengganggu ku, mending kamu pulang saja" ujar Arth yang dari tadi terus menasehati Raka.
"Tapi tujuan kami hanyalah untuk mempertahankan kehidupan di dunia ini" jawab Raka dengan sinis.
"Apa kamu pernah berfikir bahwa cara dewa lah yang membuat kehidupan ini terasa sulit?"
"Ya! Terkadang aku berfikir seperti itu. Terkadang aku tidak ingin mengambil nyawa seseorang, akan tetapi itu sudah menjadi tugas ku" jawab Raka. "Untuk sekarang aku akan kembali ke dunia para dewa bersama yang lainnya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah Orba akan marah besar? Tapi aku tidak peduli dengan itu. Orba juga tidak peduli pada kami" kara Raka sambil tersenyum dan memanggil gerbang sihir miliknya. "Ayo!! Kita akan kembali ke dunia kita dan menyelesaikan masalah kita masing-masing" teriakan Raka kepada seluruh pasukannya.
"Ayo!!" Jawab mereka semua dengan serentak.
Mereka semua memanggil gerbang sihir secara individu dan masuk ke dalam gerbang itu secara masing-masing Sehingga tidak ada satupun dewa di dunia para iblis kecuali Orba.
"Arth! Kamu baik-baik saja?" Ujar Shivi yang begitu khawatir. "Tadi kamu berkata sangat keren sekali! Bahkan aku juga agak tersindir oleh perkataan mu"
"Aku baik-baik saja terimakasih...em...tersindir?" Arth begitu kebingungan dengan apa yang telah dikatakan oleh Shivi.
"Ya...dulu aku juga tidak mempunyai seorang teman dan bekerja sendiri. Sesuai dengan apa yang kamu katakan... ketika aku jatuh, tidak ada satupun orang yang ingin membantu ku. Tapi sekarang aku mempunyai teman pertama ku yaitu kamu" jawab Shivi sambil tersenyum lebar.
Mendengar itu, Arth tersipu malu dan bahagia. "Ya...kita akan saling membantu" jawab Arth sambil tersenyum.
Arth memanggil tombaknya dan tiba-tiba tombak itu mendarat di hadapan Arth. "Berubah lah Mine!" Seketika tombak itu berubah wujud menjadi wujud Mine yang terduduk manis.
"Ayah! Aku takut...aku tidak ingin melakukan itu lagi" ujar Mine sambil mengeluarkan air mata.
"Haha...ya...aku tidak akan menggunakan mu lagi! Sekarang kamu temani Shivi untuk menjauh dari tempat ini!" Ujar Arth dengan nada rendah.
"Tapi kenapa?" Ujar mereka berdua dengan serentak.
"Orba masih hidup di sana. Mungkin ia sekarang sedang mengumpulkan beberapa sihir suci tambahan miliknya. Kalian pergi lah!" Jawab Arth sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak...aku tidak akan pergi...bukankah seorang teman harus membantu temannya" kata Shivi dengan raut wajah kesal.
"Justru itu. Aku tidak ingin kehilangan sesuatu yang berharga bagi ku yaitu kalian" jawab Arth sambil mengangkatkan kepalanya.
"Sudah lah! Kita turuti aja apa yang ayah ku katakan. Kurasa jika kita melakukan apa yang dikatakan oleh ayah, itu sama saja kita sedang membantunya" ujar Mine sambil terus menghasut Shivi untuk pergi.
"Baiklah" Shivi mengatakan itu begitu berat di dalam hatinya.
"Bagaimana dengan kami? Kami akan membantu mu Arth!" Ujar komandan pasukan iblis.
"Komandan" Shivi begitu senang ada yang membantu Arth.
Namun, Arth menundukkan kepalanya sambil berkata "aku menghargai semua yang kalian lakukan. Aku mengerti kenapa kalian ingin membantu ku karena kalian peduli pada ku. Akan tetapi aku juga peduli dengan kalian. Jadi, aku ingin komandan bisa mengikuti Shivi dan melindunginya. Aku akan segera menyusul kalian"
"Apa kami dilarang ikut bertempur dengan mu atau kami boleh bertempur dengan mu?" Jawab komandan yang kebingungan.
"Dasar bodoh!!" Ujar Shivi sambil menepuk kepalanya dengan keras. "Arth ingin kalian ikut dengan ku. Begitu aja tidak mengerti" Shivi berkata sambil marah-marah.
"Ya...maaf"
"Bagus! Sekarang kalian pergi lah. Kau juga Mine" ujar Arth sambil mengaktifkan kembali mata kuningnya.
"Ya... ayo!!" Mereka semua pergi dengan cepat meninggalkan Arth sendirian.
"Pergilah! Dan kemarilah Orba"
**********
Orba berada jauh di sana dan sedang mengumpulkan energi-energi sihir suci tambahan untuk meningkatkan kecepatannya. "Sekarang mungkin aku bisa sebanding dengan kecepatan Arthous"
Orba langsung berdiri dengan wujudnya yang terus bercahaya. "Tunggu aku Arthous!" Ujar Orba yang penuh dengan dendam. "Syoutt" Orba melompat dengan kecepatan cahaya untuk menghampiri Arth dan akan menyerangnya.
"Tap" Orba mendarat tepat di tempat terakhir kalinya ia bersama pasukan-pasukan yang telah dibawanya. "Apa ini?" Teriakan Orba yang melihat bahwa tidak ada satupun pasukannya. "Kemana mereka?" Orba terus mengoceh-ngoceh sendiri dan berteriak-teriak sendiri. "Ini pasti ulahnya Arthous...tunggu kau Arthous!!" Teriakan Orba dengan marah.
Arth yang sedang berjalan santai untuk mencari keberadaan Orba langsung tersenyum mendengar teriakan Orba yang marah-marah. "Itulah kenapa kamu harus memiliki seorang teman!"
"Akan ku cari kau walaupun harus mencari sampai ujung mata memandang!!" Orba langsung terbang ke atas langit untuk mencari keberadaan Arth. "Dimana kau bodoh!!"
"Aku disini!"
"DUAAR" Arth tiba-tiba berada di atas Orba dan menyerangnya dengan pukulan sehingga Orba terjatuh ke bawah. "Huooo" Orba begitu marah dan mengeluarkan semua sihir yang telah dikumpulkan dan merubahnya menjadi energi kecepatan.
"Bress" Orba berubah menjadi kilat cahaya yang cepat untuk menyerang Arth. Akan tetapi, Arth juga berubah menjadi kilat api yang kecepatan nya setara.
Kedua pertempuran itu begitu sengit sekali. Sulit untuk dilihat dengan mata. Kedua kilat bercahaya itu saling beradu dan bertabrakan satu sama lain.
**********
Sementara itu, Silvanus yang merasakan kehadiran dan kekuatan besar Arth.
"Hahaha...ya...ini memang Arth!" Ujar Silvanus sambil berhenti berjalan.
"Bagus! Jika memang dia masih hidup! Sekarang kita harus bergegas ke kerajaan manusia bagaian barat!" Ujar Hiuga sambil tersenyum lebar.
"Haha...tunggu aku Arthous! Aku akan menyusul mu dan akan bertarung bersama mu!" Kata Silvanus sambil tertawa terbahak-bahak.
"Kami juga akan membantu mu Arth! Tunggu kami!"
**********
Kedua kilat itu terus bertempur tanpa henti-hentinya. Pada akhirnya, Arth terpukul dan terlempar akibat serangan besar dari Orba. Dalam keadaan itu, Arth melemparkan rantai fire chain miliknya sehingga Orba terlilit. "Kesini kau!" Arth menariknya dengan cepat dan kemudian Arth memukulnya dengan tenaga kuatnya.
"Huooo" Arth berteriak sambil memukul Orba dengan pukulan Dark Of Naraka. Sehingga kekuatan suci milik Orba kini terhapus oleh besarnya kekuatan kegelapan Arth.
"Apa? Apakah kekuatan suci ku dikalahkan dengan kekuatan kegelapan Arth? Tapi kenapa"
"DUAARR" Orba terlempar dan membentur tebing dengan kuat sehingga tebing itu langsung menindihnya dan menguburnya.
"Hah...hah...salah satu alasan kenapa kamu kalah adalah kamu tidak memiliki tekad untuk menolong mereka! Perbedaan diantara kita begitu jelas! Banyak sekali orang yang mendukung ku, bahkan di luar sana juga ada yang ingin membantu ku. Tapi kau, dengan ketamakan dan keegoisan kau lah. Kau jadi kalah melawan ku"
"Tap" Arth mendarat dengan tidak sempurna sehingga ia terjatuh akibat kurangnya keseimbangan. "Haha...apa yang terjadi pada ku?" Ujar Arth sambil tertawa dan tergeletak di tanah. Kemudian Arth melihat ke atas langit dan melambaikan tangannya ke atas.
"Terimakasih! Karena kalian telah mendukungku!"