Suasananya begitu menegangkan. Orba terkejut melihat sihir-sihir yang dikeluarkan oleh Arth dan memegang erat pedang suci miliknya.
"Jadi ini yang disebut dengan dewa sihir. Kukira dia cuman bisa mengeluarkan sihir-sihir api. Ternyata, dia menyembunyikan semua itu...hahaha...baiklah guruku, aku juga akan menunjukan semua kemampuan ku supaya kekuatan ku melebihi dan disanjung oleh mu" ujar Orba sambil mengeluarkan sihir sucinya. "Huooo" Orba berteriak sekencang-kencangnya sambil mengeluarkan sihir suci miliknya. Tiba-tiba awan berkeliling dan berputar seperti akan terjadi badai hebat. "Kau akan tahu seperti apa aku sekarang" tiba-tiba sebuah petir cahaya menyambar ke pedang suci milik Orba, dan Orba berubah menjadi wujud cahaya yang bersinar dengan terang.
"Wow! Kau berhasil membangkitkan sihir suci itu. Dulu, aku juga pernah mencobanya, akan tetapi aku gagal. Aku sanjung padamu" ujar Arth yang melihat wujud Orba yang berubah menjadi cahaya berbentuk manusia.
Arth melemparkan semua sihir-sihir api dan menyambarkan petir-petirnya. Kemudian Arth menghembuskan angin besar yang disertai oleh air. Selain itu, Arth juga melemparkan semua senjata-senjata miliknya. Serangan Arth sudah seperti hujan sihir yang turun dari langit.
"Itu bukan masalah bagi ku" ujar Orba. Orba langsung bergerak dengan kecepatan kilat dan melompat ke atas langit untuk menyerang Arth dari jarak dekat. Orba kemudian menghapus sihir apinya Arth, dan mengeluarkan semua aura sihir sucinya dengan skala besar sehingga sihir-sihir Arth terhapus oleh kekuatan suci Orba.
Arth langsung terbengong melihat kekuatan asli milik Orba yang sangat berbeda jauh dari yang dulu. "Terima ini!!!" Orba tiba-tiba berada di belakang Arth dan kemudian langsung menebaskan pedang sucinya dengan cepat.
"Gawat! Pedang ku sudah dilemparkan. Tidak ada pilihan lain" Arth mencoba menghindari serangan dari Orba. Namun, itu sudah terlambat. Pada akhirnya Arth terpaksa menahan serangan itu menggunakan tangan kosong.
"Wuooo" Orba menebaskan pedangnya ke tangan Arth, hingga tangan Arth terputus. dan Arth terpental sangat jauh dan membentur batu besar yang ada di belakangnya hingga sebuah gempa terjadi.
********
Sementara itu, Silvanus dan yang lainnya tiba-tiba merasakan kembali gempa yang muncul dari bawah tanah.
"Apa kalian merasakannya?" Ujar Ginny sambil berhenti berjalan karena merasakan gempa yang terbilang gempa kecil.
"Ya! Aku juga merasakannya. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di bawah sana dan aku akan memastikan itu. Kalian tunggu aku dan jaga aku. Aku akan bersemedi di sini untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi" jawab Silvanus sambil duduk dengan tenang. "Jangan ada yang bersuara dengan keras! Karena itu akan mengurangi konsentrasi ku"
"Kalian dengar? Jangan ada yang bersuara. Silvanus akan mengeluarkan sihir penglihatan untuk melihat apa yang terjadi! Sihir itu selalu digunakan untuk berperang di jaman dulu" ujar Hiuga dengan nada rendah.
Silvanus mengeluarkan sihirnya dan memusatkan pada imajinasi dan pikiran yang ada di dalam banak hati dan kepalanya. Tiba-tiba Silvanus bergerak seperti terjadi sesuatu namun masih memejamkan mata. Dan pada akhirnya Silvanus berdiri sambil tersenyum lebar. Bahkan tertawa terbahak-bahak.
"Ada apa? Kenapa kamu tertawa? Apakah terjadi sesuatu di bawah sana? Cepat katakan kepada kami" ujar Hiuga yang penasaran.
"Sabar! Ternyata dugaan kita salah. Sepeti yang pernah ku katakan sebelumnya yaitu ekspetasi sangat berbeda dengan realita. Erina! Kamu bilang pada ku bahwa Arth dibunuh oleh Orba dan dibuang ke jurang dangkal, tepatnya dunia iblis. Begitu bukan?" Jawab Silvanus sambil terus tertawa terbahak-bahak.
"Ya! Emang ada apa? Dan apa yang lucu dari matinya Arth?" Jawab Erina dengan kesal.
"Kalian salah besar" ujar Silvanus dan itu membuat semuanya terkejut. "Kalian mengira bahwa Arth sudah mati, Namun kenyataan bukan begitu. Barusan aku melihat seseorang yang berpakaian jubah hitam sembari memakai topeng iblis yang menyeramkan. Dia sedang bertarung hebat dengan Orba di bawah sana. Dan aku merasakan bahwa orang bertopeng itu adalah Arth...hahaha...Arth masih hidup kalian tahu? Dia sekarang sedang bertarung dengan Orba"
"Apa?" Ujar mereka dengan serentak dan terkejut dengan perkataan Silvanus.
"Mana mungkin! Kami melihat Arth dibunuh oleh Orba dengan mata kepala kami sendiri" ujar Siestina yang tak percaya.
"Ya! Aku juga tidak percaya waktu ia hidup kembali menjadi manusia. dulu juga ia pernah mati oleh sihir terlarang, dan saat aku melawannya, aku tahu bahwa Arth adalah Arthous. aku juga bingung kenapa ia bisa hidup menjadi manusia. Dan seharusnya kalian tidak harus bingung kenapa ia bangkit kembali" jawab Silvanus sambil tersenyum sangat lebar.
"Benarkah? Arth masih hidup?" Ujar Erina dengan gembira dan segara ingin menemuinya. "Jika itu memang benar! Berarti harapan ku akan terwujud"
"Yap! Dia memang luar biasa dan sekarang, kita harus membantunya dengan cara yang sudah direncanakan sebelumnya. Ayo! Kita harus bergegas! Mana mungkin kita tidak bergerak sedangkan Arthous sedang berusaha di bawah sana" ujar Silvanus sambil mengajak semuanya untuk bergerak dengan cepat.
Mendengar itu, mereka semua termotivasi dan langsung berlari dengan cepat menuju kerajaan barat.
"Kami juga akan berusaha semaksimal mungkin. Arth tunggu kami, kami akan menghampiri dan membantu di samping mu" ujar Erina dalam hatinya sembari berlari dengan cepat menuju kerajaan barat.
**********
"Aaaaaaa" Arth kesakitan dengan nada rendah dan pikiran yang kacau tepatnya tidak terlalu peduli. Arth kemudian berdiri sambil membersihkan baju jubahnya.
"Lihat! Kau kekurangan anggota tubuhmu dengan kata lain kau semakin lemah! Sedangkan aku, aku semakin kuat dengan wujud ini" kata Orba sambil mengagungkan dirinya sendiri.
"Ya...ya...ya...teruslah mengoceh" ujar Arth dengan raut wajah kesal. "Bisa ku simpulkan bahwa menyerang mu dengan menggunakan sihir maka sihir itu akan hilang terhapus oleh kekuatan suci mu. Bukan begitu?" Ujar Arth sambil mengeluarkan sihir ke tangannya. Tiba-tiba tangannya terbentuk sehingga tangan Arth tiba-tiba kembali pulih seperti semula.
"Ya! Kau tidak bisa menyerang ku dengan semua sihirmu. dengan kata lain, kau tidak bisa menyerangku dengan wujud suci ku" jawab Orba yang terus melayang di atas langit.
"Kalau begitu! Satu-satunya cara untuk menyerang mu adalah menggunakan tangan kosong! Bukan begitu?"
"Mungkin! Akan tetapi itu mustahil...hahaha" Orba tertawa ketika Arth berkata tangan kosong.
"Aku akan mencobanya! Siapa tahu aku yang akan menang. Lagian dulu sebelum aku dijuluki sebagai dewa sihir, aku selalu berperang menggunakan tangan kosong. Dan sekarang aku akan menyerang mu dengan tangan kosong sembari mengingat masa lalu" ujar Arth sambil mengeluarkan sihir yang sebenarnya. Arth mengeluarkan sihir tanpa wujud sehingga mata Arth berubah menjadi warna kuning sembari menghembuskan nafas yang berasap. "Mari kita lakukan!"