Ketika mobil melaju ke Kota Bogor, Junaedi menelepon Rifky dan bertanya apakah dia ingin menemaninya. Rifky sangat tertekan. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak menyangka Junaedi akan melihatnya. Setelah mengatakan tidak, dia menutup telepon.
"Kakak ipar, kenapa kamu tidak menjawab teleponnya!" Dalam perjalanan ke Kota Bogor, Rifky memutar nomor telepon Anita puluhan kali, tapi setiap kali tidak ada yang menjawabnya, yang membuat Rifky merasa bosan di saat yang sama. Dengan sedikit panik, Rifky takut Anita tidak bisa berpikir untuk melakukan sesuatu yang bodoh ketika sesuatu yang begitu besar tiba-tiba terjadi.
Sambil mengerutkan kening, Rifky menyalahkan Wawan atas sikap impulsif dan ketidaktahuannya.