Kaki Melia yang ramping dan proporsional sedikit membungkuk saat dia tidur, dan rok piyama sutranya mencapai tepi pinggulnya, memperlihatkan paha putihnya yang menarik. Rifky menatapnya dengan jantung berdebar-debar.
Saat Rifky memandangi kaki-kaki seksi itu dan memiliki fantasi yang indah, tiba-tiba, pintu ruang tamu berbunyi klik, diikuti oleh dentuman pintu, dan suara langkah kecil memasuki rumah.
Perubahan mendadak ini membuat Rifky terkejut, "Apa putri Melia sudah kembali?"
Suara menutup pintu, meskipun tidak keras, sangat keras di ruangan yang sangat sunyi itu. Melia membalikkan badan ketika dia mendengar suara menutup pintu. Matanya yang indah dengan lembut perlahan terbuka. Dalam keremangan itu, dia melihat seorang pria berdiri di depannya. Melia tiba-tiba melebarkan matanya dan duduk dari tempat tidur. Saat dia hendak berteriak, Rifky melangkah maju dan menutupi mulut Melia.
"Ssst, Bibi Lia, ini aku!" kata Rifky lembut sambil tersenyum masam.