Semua yang ada di ruangan itu sontak memohon maaf kepada Nian karena telah menuduhnya, termasuk Ming So, dia juga ikut meminta maaf karena tidak enak dengan yang lain. Mereka tidak memperpanjang urusan itu karena telah tahu siapa pelakunya.
Di ruangan Zeran, Nian, Eri dan juga Ghea berdiri menghadap Zeran yang sedang duduk. "Dari kejadian ini, kalian berdua bisa belajar, kalau dunia artis itu sangat mengerikan, hari ini kau bisa dipuji-puji orang lain, besoknya bisa saja kau dimaki-maki, begitulah hal di sini berjalan, jadi aku hanya ingin mengatakan kepada kalian, entah apapun yang terjadi di masa depan, berusahalah bertahan."
"Baik !" jawab mereka bertiga.
"Soal drama yang akan dimainkan Ghea, tidak akan masalah, jadwal tetap akan berjalan seperti biasa, biar departemen humas yang mengurus masalah kebocoron naskah itu," jelas Zeran.
"Tu—Tuan Zeran, ki—kira-kira kapan aku bisa mendapat peranku juga?" tanya Eri tiba-tiba.
Nian menjadi sedikit khawatir. Kenapa Eri tiba-tiba jadi tak sabaran? Padahal aku sudah memberitahunya untuk bersabar, bagaimanapun, aku tidak ingin Eri terlihat buruk di depan Zeran, agar Eri juga bisa di nilai dan segera mendapatkan perannya.
"Maksud Eri, dia ingin mencoba aktingnya secepatnya, mungkin ada drama kecil atau cameo yang bisa dia ikuti," ucap Nian menutupi.
"Ka—Kalau ada, aku ingin ikut audisi untuk pemeran utama saja, menjadi cameo memakan waktu yang cukup lama," ucap Eri lagi.
Eri ! aku sudah mencoba menolongmu kenapa kau terjun lagi?!
Zeran menghela nafasnya, dia lalu memandang Eri dengan tatapan lurus, "Jika kau sangat ingin menjadi artis besar, hal yang paling pertama harus kautanamkan adalah, hormat pada atasan, dengan menanyakan hal seperti itu padaku, menunjukan bagaimana kurangnya kau sebagai artis."
Hal pertama yang harus dimiliki sebagai seorang artis adalah kesabaran. Dunia yang akan di jalani para artis bukanlah dunia seperti taman hiburan, faktanya, di dalam dunia para artis ini jauh lebih buruk dari pada sebuah penjara, kau seperti di tempatkan di sebuah menara yang tinggi, sedikit saja kau melakukan kesalahan, maka kau akan langsung di tendang jatuh oleh dunia. Oleh karena itu, kesabaran dan kehati-hatian adalah hal terpenting bagi seorang artis. Dengan mengatakan hal tadi kepada Zeran, itu sama saja dengan kau mengatakan kalau kau ingin terkenal tidak peduli pada apapun. Nian menatap Eri dengan wajah khawatir.
Mendengar Zeran menceramahinya, membuat Eri murung. "Jika kau ingin menjadi artis hebat secepatnya, mintalah Nian untuk melatihmu, aku yakin, dia tidak lebih buruk dari artis-artis ternama di luar sana," ucap Zeran tersenyum memandang Nian.
Nian berdecak dalam hati. Cih, lagi-lagi orang ini menyelidikiku, dia bahkan bisa tahu kalau aku pernah menyamar sebagai seorang artis.
"Ba—Baik President," jawab Eri.
Mereka pun hendak keluar setelah urusan mereka selesai di ruangan Zeran. Namun Zeran menghentikan langkah kaki mereka dengan mengatakan, "Nian, kau harus ingat dengan janjimu tadi pagi, kau harus makan malam denganku besok lusa."
Apa yang laki-laki bodoh ini katakan di depan Ghea dan Eri?! Apa dia tidak tahu kalau mereka berdua naksir dengan dirinya, ini hanya akan membuat hubunganku dengan mereka longgar. Nian menggeram kesal.
Di luar, Nian pun mencoba menjelaskan pada mereka berdua. "Tentang yang barusan, aku hanya diajak makan malam oleh President sebagai bentuk permintaan maafku karena sesuatu. Tidak ada hal spesial."
Aku tidak bisa mengatakan pada mereka kalau aku menyiku wajah Zeran dengan keras.
"Be—Benar, pasti tidak ada apa-apa, kita percaya pada Nian, benarkan Ghea?" ucap Eri.
Ghea hanya memandangi Nian dengan dingin, "Aku tidak peduli dengan urusanmu, aku akan mendapatkan hati Zeran dengan cara yang adil," ucap Ghea, dia lalu mengalikan pandangannya kepada Eri, "Dan kau, jangan sok akrab denganku."
Setelah berkata seperti itu, Ghea langsung pergi begitu saja.
"Jangan dipikirkan, Ghea tak bermaksud buruk, mungkin ada hal lain yang membuatnya kesal."
Yah, meski hal lain itu adalah aku.
"Ta—Tapi, apa benar tidak ada yang terjadi di antara kau dan Boss Zeran, kak Nian?" tanya Eri dengan wajah lugunya.
Aku tidak bisa mengatakan semua yang telah aku lalui bersama Zeran sampai saat ini, itu akan menghancurkan wajah lugu Eri.
"Tentu saja tidak, aku dan dia tak ada hubungan apapun."
Mendengar hal itu, membuat Eri tersenyum, "Benarkah? Sepertinya itu benar, lagi pula, orang hebat dan tampan seperti president Zeran tidak mungkin suka denganmu, kan?"
"Ya—Ya, kau benar," jawab Nian canggung.
Aku juga berharap seperti itu, tapi... kenapa saat aku berpikir seperti itu, hatiku menjadi sedikit gelisah?
"Kalau begitu kak Nian, ayo kita segera berlatih, aku ingin segera menjadi artis besar sehingga aku bisa layak berdiri di samping boss Zeran."
"Sainganmu banyak loh,"ucap Nian tersenyum melihat semangat Eri.
"Jangan khawatir, aku tinggal menyingkirkan mereka saja, dengan begitu aku tidak akan punya saingan hehehe," ucap Eri lugu.
Mereka pun berjalan ke arah ruang latihan untuk bertemu dengan pelatih yang telah dipersiapkan Nian.
.....
Di sisi lain, Fara pergi diam-diam mengenakan scarf untuk menutupi wajahnya dari publik, terutama dari orang-orang perusahaan Avenging, karena bagaimanapun, dia sekarang adalah buronan perusahaan.
Dia menghampiri Oliv yang baru saja hendak naik ke mobilnya. "Oliv !" bisik Fara keras.
Sontak Oliv kaget melihat Fara yang tiba-tiba muncul di sampingnya, "Fara ! kenapa kau ada di sini? Jika ada orang yang melihat, kerjasama kita bisa hancur!"
Oliv memanang kesal kepada Fara. Gadis tak berguna ini, sudah gagal menjadi anjingku, kini ingin menyeretku untuk jatuh padamu?
"Kerjasama apa?! Kini tak hanya karirku yang terancam, namun juga kehidupanku," ucapnya agak keras, "Oliv, kau harus menolongku, jika terus seperti ini, aku bisa berakhir di penjara."
Sial, dia hanya menyusahkanku saja, tapi jika aku tidak membantunya, dia pasti akan mengancamku dengan membongkar kerjasamanya denganku, meski aku yakin takkan ada yang percaya, namun hal seperti itu akan membuat aku di waspadai di dunia para selebriti, aku tidak ingin rumor merusak pamorku. Oliv kemudian tersenyum karena memikirkan sebuah ide dikepalanya.
"Baiklah, aku akan menolongmu, selama kaututup mulut akan kerja sama kita."
"Tentu saja aku akan tutup mulut. Dan aku ingin kau tetap menepati janjimu untuk mengembalikan aku sebagai artis lagi," ucap Fara tersenyum memaksa.
"Tentu, aku mengingatnya," ucap Oliv tersenyum. "Sekarang kau pergi dulu ke gudang yang ada di pinggir kota, katakan saja pada orang di sana kalau kau adalah temanku, orangku di sana akan mengurusmu dengan baik."
"Terima kasih Oliv," ucapnya langsung segera pergi.
Oliv hanya memandangi Fara dengan tersenyum licik. Benar, orangku di sana akan 'mengurusmu' dengan baik. Salahkan dirimu karena berani mengancamku.