Di dunia ini pasti ada saja hal yang tak sesuai dengan keinginanmu. Contohnya cinta, cinta datang dan pergi tanpa disadari. Mengambil hati orang tanpa melihat wujud, namun, ada juga yang mengambil wujud tanpa melihat hati.
***
"K-kurang ajar! Berani-beraninya kalian berdua berselingkuh? Kalian sungguh menjijikkan!"
Elena—gadis saat itu masih berada di semester dua kuliah, pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit saat dia memergoki pacarnya berselingkuh dengan dosen bahasa yang dia benci.
Elena selalu saja tertipu oleh pria dengan tampang dan juga pesona yang luar biasa, tanpa menyadari bahwa semua pria yang mendekatinya itu adalah buaya darat, yang hanya mau memanfaatkannya saja.
Brak!
Wanita yang saat itu sedang terbakar emosi kemudian membanting semua barang yang ada di dalam kamar hotel itu.
Sang kekasih pun terkejut, padahal itu adalah saat yang luar biasa bagi kekasih dan juga selingkuhannya. Namun tiba-tiba saja Elena datang dan menghancurkan semuanya.
"E-E-Elena? Sebenarnya apa yang kau lakukan disini? Kenapa kok bisa sampai datang ke sini dan mengetahui tempat ini?"
Mendengar apa yang baru saja ditanyakan oleh kekasihnya yang telah berselingkuh itu, Elena sontak berbalik dan melayangkan lima jari lentiknya di pipi kekasih brengseknya.
"Apa!? Apa yang kau katakan? Dasar brengsek! Padahal dulu kau mengatakan bahwa aku sama sekali tidak bisa digantikan oleh siapapun. Lebih indah daripada seluruh bunga yang ada di dunia ini, dan juga lebih manis daripada madu. Tapi apa? Kau bahkan bisa berselingkuh dengan dosen yang selama ini aku ceritakan bahwa dia sangat menjengkelkan? Kau sungguh-"
"Aissh, kenapa kau harus marah-marah seperti itu Elena? Ini semua adalah salahmu karena kau sama sekali tidak memperhatikan kekasihmu. Akhirnya, haha, dia pun jatuh ke dalam pelukanku. Kau ... Sungguh mengerikan."
Untuk yang ketiga kalinya, wanita cantik yang saat itu sedang berdiri mematung di depan kekasihnya telah berselingkuh darinya itu, mendengarkan perkataan bahwa dia tidak pernah memperhatikan kekasihnya.
Tapi, semua itu sama sekali tidak benar. Adanya sama sekali bukan tidak memperhatikan kekasihnya, akan tetapi dia sedang merawat ibunya yang sakit keras sehingga dia harus bolak-balik rumah sakit dan juga kerja banting tulang untuk mendapatkan biaya perawatan ibunya.
"Kau, sama sekali tidak mengenalku dan juga tidak mengetahui apa yang sedang aku lakukan. Kau ... Kau ..." Air mata wanita cantik itu kemudian mengalir. Padahal dia hanya ingin sedikit berbagi kesusahan yang ada di dalam hatinya pada kekasihnya saat itu, namun, mendapatkan perlakuan dan juga melihat kenyataan yang nampar batinnya hingga masuk ke dalam jurang, membuat gadis manis itu sudah tak bisa lagi bertahan.
"E-E-Elena ... Aku mohon maafkan aku, aku berjanji bahwa aku akan memutuskannya dan aku tidak akan pernah mengulangi-" belum sempat pria yang baru saja ketahuan selingkuh itu menyelesaikan apa yang ingin dia ucapkan, Elena pun kembali melayangkan lima jari lentingnya itu di pipi kekasihnya.
"Bullshit. Selamanya jangan pernah bicara denganku lagi, kalau kau berani berbicara denganku lagi maka aku benar-benar akan membuatmu impoten. PA-HAM?" Elena mengacungkan jari telunjuknya itu pada wajah kekasihnya kemudian memperagakan seakan-akan dia sedang mengiris lehernya sendiri dengan jari telunjuk itu.
Glug!
Sang kekasih hanya bisa menelan salivanya, saat dia melihat reaksi yang sangat luar biasa dari wanita yang padahal biasanya selalu bersikap lembut.
"E-Elena, tunggu sebentar dulu! Kau jangan pergi saja seperti itu! Aku-"
Elina pun langsung berbalik dengan melemparkan tatapan tajamnya pada kekasihnya itu.
"Ini, makan ini!" Wanita cantik itu melemparkan kalung pemberian kekasihnya yang saat itu dia tarik secara paksa dari lehernya.
"Itu adalah bukti bahwa sekarang kita sama sekali tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Dan jangan pernah berbicara denganku lagi selamanya!"
Setelah mengatakan semua itu, wanita itu pun bergegas pergi dari sana dengan perasaan kesal yang masih saja dirasakan.
Sementara sang kekasih yang telah berselingkuh darinya, berusaha mati-matian untuk menahan ia akan tetapi sang kekasih itu pun turut ditahan oleh dosen yang menjadi partner selingkuh nya.
"Hey, kau sama sekali tidak perlu menjelaskan kepadanya. Dia adalah wanita yang sama sekali tak punya masa depan. Paham?"
"T-tapi?"
"Aissh, sebaiknya kita lanjutkan saja apa yang tadi sempat tertunda!" Si dosen bahasa itu pun langsung menarik tubuh mantan kekasih Elena, kemudian mengunci pintunya saat itu juga sambil tersenyum.
Sementara itu pada saat yang sama, tiba-tiba saja Elena mendapatkan telepon dari sahabatnya bahwa, di kampus ada seorang pria yang sedang mencarinya. Dan saat itu juga Elina langsung bergegas ke kampus, karena dia berpikir dia sedang dicari karena ada urusan penting.
***
Beberapa saat kemudian dia pun telah sampai di kampus, dengan semua mata mahasiswa dan juga mahasiswa yang tertuju padanya.
"Mampus lu Elena. Tu cowok udah berdiri di sana dari jam sepuluh." Sahabatnya—Emely memberikan isyarat dengan menatap pria yang saat itu berdiri di tengah-tengah lapangan, dengan sebuket bunga mawar yang dia genggam erat-erat.
"Astaga, siapa pria itu? Aku sama sekali tidak pernah melihatnya? Untuk apa dia mencariku?" Elena sangat terkejut melihat wajah pria itu yang tiba-tiba saja tersenyum ke arahnya.
"Cepetan pergi! Kasihan loh anak orang udah berdiri di sana dari tadi."
"T-tapi-"
"Udah cepetan!"
Dengan ragu-ragu, Elena pun berjalan ke tengah kerumunan orang-orang, yang di tengahnya ada pria itu.
Tap. Tap. Tap.
"Ekhem, ma-maaf. Ada apa ya mencariku?" Elina terlihat menjaga jarak antara dirinya dan juga pria gendut yang ada di hadapannya itu.
Sebenarnya punya itu sama sekali bukan hanya gendut saja, namun, dari penampilan dan juga ntar aslinya itu benar-benar sangat luar biasa mengerikan.
Melihat wanita yang ditunggu-tunggu telah datang, si pria itu pun langsung memberikan buket bunga mawar yang saat itu dia genggam erat, pada Elena.
"I-ini untukmu," kata pria itu dengan perasaan gugup dan juga suaranya yang terdengar sangat bergetar.
Elena pun mau tidak mau harus menerima bunga yang dia berikan karena seluruh orang yang ada di sana, terus aja meneriaki mereka berdua.
"I-iya. Terima kasih. T-tapi, bunga ini untuk apa, yah?" Elena kembali mempertanyakan sebenarnya untuk apa bunga yang saat itu dia berikan kepadanya.
"I-itu. Sebenarnya selama ini aku menyimpan perasaan kepadamu dan juga aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaanku lagi dan sekarang aku, aku, ini aku, mau kalau kita pa-" perkataan pria itu yang sama sekali tidak jelas, langsung di sela oleh Elena yang kesal.
"Apa?"
Bak!
Wanita cantik itu langsung membanting bukan mawar yang saat itu dia pegang, mengatakan semua hal yang ada di dalam pikirannya kemudian menolak pria itu dengan kasar.
"Maaf, kau terlalu jelek untuk menjadi kekasihku! Setidaknya, kau harus mempunyai tampang seperti artis Korea, bukannya 11-12 dengan panci usang. Sorry!"
Deg!
Si pria pun tak bisa berbicara sepatah kata pun lagi saat itu. Dengan semua cercaan dan juga tawa dari seluruh mahasiswa dan juga mahasiswi yang ada di sana, si pria itu pun langsung berlari sambil menangis, kemudian tak pernah terlihat lagi, hingga wisuda pun berakhir.