"Tadi pagi, Zainal datang ke kediaman ini, Ndoro. Dia juga banyak berbincang dengan Tuan Nathan. Hanya saja masalahnya adalah, dia datang sebagai salah satu dari tukang panggul, yang menawarkan diri untuk bagian mengurus teh-teh yang sudah dipetik dan dibawa ke pabrik. Aku sendiri ndhak tahu paham dan ndhak begitu mengerti. Bagaimana bisa Zainal memilih pekerjaan seperti itu. Padahal tentu saja, jika dia benar-benar niat meminta kepada Tuan Nathan, aku yakin kalau dia akan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik. Sebab sejatinya, dia adalah tamatan SLTP, di mana dia pandai berhitung dan membaca. Kawan-kawannya saja ndhak ada yang bisa seperti dia pandainya, dia itu benar-benar sosok yang luar biasa. Namun, entah bagaimana dan entah kenapa dia malah memilih jalan seperti itu. Padahal posisi mandor atau tukang catata berapa hasil pemetik-pemetik teh yang didapat itu juga masih ada beberapa yang kosong. Dan Tuan Nathan juga tampak bertanya kepada Tuan Arjuna, tentang siapa gerangan dari Zainal tersebut. Sepertinya Tuan Nathan sendiri juga ingin tahu dan cukup penasaran kepada pemuda yang meminta sebuah pekerjaan yang cukup unik itu, Ndoro."
Aku samasekali tidak mengerti bagaimana Zainal itu berpikir dan dengan cara apa aku harus memberikan Zainal pengertian jika pekerjaan yang diminta bukankah harusnya yang jauh lebih baik dan mapan untuk dirinya? Bukan pekerjaan seperti ini, sebuah pekerjaan yang kasar yang bahkan aku sendiri tidak tahu harus aku apakan Zainal ini, hingga pada akhirnya aku pun sadar dan tahu jika hal yang jauh lebih membuatku tak tahu adalah diriku sendiri. Bagaimana tidak, posisinya adalah aku bahkan tidak pernah bertemu dan berbincang dengan Zainal secara langsung. Jadi, bagaimana bisa aku menentukan dan juga mengatur apa pun yang Zainal inginkan? Apa yang telah menjadi keputusannya adalah apa yang sudah menjadi keinginan final bagi dirinya. Jadi aku rasa, sudah menjadi hal wajar jika mungkin banyak orang yang bertanya tidak akan pernah mendapatkan jawaban apa pun dari sosok Zainal ini. Meski mereka yang tahu cukup kecewa dengan keputusan yang telah Zainal buat, tentu saja.