Hanya suara ombak yang menyahuti panggilan wanita itu. Cia terduduk frustasi, kelelahan jelas terukir di wajahnya. Matanya memang masih terlihat indah, tetapi kelopak mata yang membesar karena bengkak itu membuat siapapun yang memandangnya tau bahwa wanita itu kurang tidur. Rasa-rasanya Cia sendiri lupa kapan kali terakhir tidur dengan nyenyak.
Di atas tebing itu, dia menangis sejadi-jadinya. Apakah ini karma buruk akan perbuatannya di masa lalu? Mata Cia menatap lamat pada sekumpulan duyung yang sedang berjemur di bawah sana. Dia berpikir, apakah enak menjadi duyung dan menyelam hingga dasar laut tanpa memikirkan keadaan di luar? Dengan kasar Cia membersihkan sisa-sisa air matanya, dia segera berdiri dan kembali menuju Latveria.
Malvin mengangguk ketika melihat Arlcia telah sampai pada sisi jalan. Kemudian, dengan diam dia masuk ke dalam mobil. Begitu mobil yang dikemudikan Malvin melesat membelah jalanan, sedangkan dua ekor kelelawar terbang dari dahan pohon.