Hari berlalu dengan cepat hingga tak terasa telah satu minggu terlewati. Zeno menatap wajah istrinya yang pucat, entah mengapa wajah istrinya semakin pucat tiap harinya. Cia bahkan harus memoles wajahnya menggunakan make-up.
"Beneran nggak kenapa-napa, 'kan?" tanya Zeno, khawatir.
"Aku beneran baik-baik aja."
Cia tidak bercanda, dia memang berkata apa adanya bahwa dirinya baik-baik saja, hanya saja ini aneh bagi Zeno. Tubuh Cia terasa hidup tapi seperti kehilangan gairah hidup. Namun, jika Cia berkata demikian, maka semuanya akan baik-baik saja.