Melihat matahari terbit adalah salah satu hadiah dari Sang Dewa. Mata dengan iris emas itu, menikmati setiap detik saat matahari mulai naik ke permukaan. Lalu, kepalanya sedikit mendongak ke atas langit. Sedang apa mereka di sana?
Morgan menoleh ke samping kiri, di mana terdapat hamparan luas awan berwarna biru muda. Dia merasa seperti ada yang mengawasi dan itu membuatnya tak nyaman.
"Paman!"
Lelaki itu menatap lagi ke depan. Anak kecil dengan rambut merah keperakan sedang menatap heran padanya. Dialah Viktor, anak ini tumbuh dengan cepat. Setiap hari dia akan duduk di depan pohon naitura dan bersila. Dia bilang, jika rindu dengan Mama, dia akan menatap naitura saja.
Sekarang, Morgan merasa bersalah. Sepertinya dia harus memberitahukan ini pada Cia. Anak itu sudah besar dan banyak bertanya. Dia ... kesepian. Dengan sedikit berlari dan wajah yang diubah menjadi semringah, Morgan mensejajarkan diri dengan Viktor. Dia mengusap rambut indah di hadapannya dengan gemas.