Kedatangan Raja Saka dan Ratu Ivory yang tanpa pemberitahuan membuat bibir Cia tak berhenti tersungging kesal.
"Tidak ada orang yang bertamu di pagi buta seperti ini," sindir Cia.
"Ada. Dan, itu adalah kami." Saka menjawab dengan nada tengilnya, sementara Ivory terkekeh mendengar sindiran itu. "Kau tidak suka?"
"Bukan begitu, Saka. Lihat, kami masih tidur tadi. Mengapa kau tidak pernah berubah? Selalu saja menyebalkan." Mata Cia beralih pada Ivory. "Mengapa kau bisa betah menikah dengan Saka?"
"Ingat, Cia. Zeno adalah anaknya Saka, jangan sampai sifat Saka menular pada anaknya."
Ivory senang melihat wajah teman lama sekaligus menantunya itu yang terlipat kesal. Persis seperti Lavatera ketika marah.