Saat Cia hendak melebarkan sayapnya, tiba-tiba kedatangan seseorang membuat dia mengurungkan niat. Sebuah cahaya putih datang dari arah depan, seperti menyilaukan mata. Lave yang ada di gendongan Zeno sampai merengek karena takut.
Zeno mundur beberapa langkah. Dia menatap takut ke arah sana dengan sorot mata tajam. Lief masih ada di sisi gendongan kiri, memperhatikan cahaya putih yang datang dari arah depan.
"Kau tahu itu apa, Cia?" tanya Zeno. Sang empu nama mengangguk pelan.
"Tiga dewa telah datang. Pasti ada yang hendak dibicarakan," ucap Cia. Zeno memperhatikan dengan helaan napas berat.
Sebuah kibasan semacam sayap besar hampir menabrak wajah Zeno, untungnya dia bisa menghindar, menyelamatkan Lief dan Lave yang ada di tangannya. Mereka bertiga mengambil posisi sedikit berjauhan dengan posisi Cia saat ini.
"Selamat pagi, Dewa! Aku senang bertemu dengan kalian."