"Papi nggak mau ngalah sama Mami!?"
"Mami yang harusnya ngalah sama Papi, kalau dapat duit kan duitnya ke Mami juga. Jangan egois, Mam."
Pagi-pagi begini, kediaman Nanggala telah ramai dengan keributan yang membuat Dewa menulikan pendengarannya. Dewa menuruni tangga dengan tas hitam yang ia gendong. Pakaian kasual menjadi gayanya di setiap aktivitas.
"Mereka itu salah satu orang terpandang, Pi. Mami nggak mau sia-siakan kesempatan ini."
"Dan menurut Mami, Papi mau sia-siakan kesempatan ini?"
Nanggala meletakkan kasar sendok ke atas piringnya yang telah kosong. Lelaki yang telah berumur 52 tahun itu menyandarkan tubuhnya di kursi makan.
"Oke," ucapnya. "Biarkan Papi yang ambil kesempatan ini, semua keuntungan atas hari itu akan Papi kasih ke Mami. Bagaimana?"
Lara menatap suaminya dengan mulut yang sedang mengunyah kerupuk udang. Lara mengangguk. Perempuan dan uang tidak dapat dipisahkan.