Setelah motor besar Bumi berhenti tepat di sisi rumahnya, Senja memberanikan dirinya untuk turun, menapakkan kakinya di atas pasir pantai yang tengah mengoloknya.
"Pantas saja saya hubungi, kamu nggak angkat. Ternyata lagi berduaan sama bocah tengil ini?!"
Langit menunjuk Bumi dengan dagunya sehingga Bumi langsung melepas helm dan berdiri di belakang Senja. Tidak terima di katai bocah tengil, Bumi berniat memberi pelajaran kepada kakaknya. Namun, Senja menghalangi.
"Masuk!" titah Langit. Wanita itu menoleh melewati bahunya, melirik Bumi sekilas dan menuruti perintah Langit, dirinya pasrah jika nanti Langit akan mengamuk di dalam sana.
Bumi menatap tubuh Senja yang menghilang di balik pintu. Ini salahnya karena mengajak Senja menghabiskan waktu bersamanya. Tetapi, ia pun tak menyangka jika kakaknya akan berada di rumah secepat ini.
Bumi dan Langit saling berpandangan sengit, kobaran api menguasai tubuh mereka berdua. "Jangan menyakitinya! Atau kau akan menyesal." peringat Bumi.