Langit mengerjapkan matanya saat ia merasakan basah di area wajahnya. Jemarinya mengusap wajahnya dengan pelan, matanya menyipit saat ia sadar bahwa ini bukan mimpi.
"Brengsek!" umpatnya saat melihat Awan tengah tertawa puas.
"Senja... Senja..." Awan meniru suara Langit saat kakaknya tadi 'ngelindur' melafadzkan nama Senja dengan fasih.
Tawa puas terdengar dari mulut Awan, sementara Langit hanya mendesah dan meyenderkan punggungnya di sofa. Ingin sekali Langit menyumpal mulut Awan, tapi apalah daya. Energinya telah terkuras habis memikirkan Senja yang merajuk.
"Wanita kalau ngambek itu, tinggal di bawa shopping. Pasti langsung senyum lagi." jelas Awan.
Langit berdecak kesal, matanya menatap ponsel berisi chatnya dengan Senja. Tak ada balasan dari permintaan maafnya, bahkan semalam pun Senja tidak ada di dalam kamarnya. Entah wanita itu melelapkan diri dimana.
"Denger nggak lo?"