"Senja!"
Senja berbalik saat Awan berlari menuruni tangga untuk mengejarnya. Kenapa, ya, penghuni rumah ini suka sekali untuk berteriak-teriak memanggil namanya. Senja ingin mengetahui hal itu, tetapi dia bingung ingin bertanya pada siapa.
"Kenapa, Tuan?"
Awan meneliti Senja dari atas hingga ke bawah. Barusan, Awan melihat Senja turun dari mobil milik Langit, matanya tidak katarak saat kakaknya mendaratkan sebuah kecupan ringan di kening Senja. Jadi, dia sangat penasaran dengan kejadian langka ini.
"Ada apa antara kamu dengan Langit?"
Gadis itu terdiam, dia bingung akan menjawab atau menjelaskan dari bagian mana. Jadi, Senja memilih menutup rapat apa yang terjadi antara dia dan Langit. Biarlah nanti Langit yang akan menceritakan ke keluarganya sendiri.
Senja mengatupkan kedua tangannya di depan dada, "Maaf, Tuan Awan, itu bukan hak saya untuk memberitahu. Saya permisi ke belakang dulu."