Mata Lavatera tidak bisa terpejam, susah sekali rasanya untuk tidur dengan nyenyak tanpa dibayangi wajah Bryan dan Julian yang tersenyum padanya. Jadi, dengan perlahan dia memilih untuk keluar dari kamar, mengeratkan jubah tidurnya, dan memilih berdiri di balkon istana—menghadap ke Gunung Nordik yang megah.
Para pelayan masih banyak yang membereskan bekas acara tadi, sedangkan para penjaga dari ras vampir dan lycan nampak bersahabat. Cukup lama dia memandangi itu semua dengan pikiran menerawang jauh menembus bintang. Berdoa pada moon goddess agar tidak goyah rasa cintanya pada Bryan.
Lavatera gelagapan saat kepalanya ditutupi oleh sesuatu, gelap dan ketika bahunya digigit oleh pihak lain, Lavatera memekik. Dia menarik paksa selimut tebal tersebut dan mencubit pipi suaminya yang jahil.
"Nggak bisa tidur?" tanya Bryan.
"Aku mikirin kamu, sepertinya tadi aku kelewatan."