Rasa penasaran Julian tidak sampai di situ saja. Pria itu bertekad ingin mengetahui lebih jauh soal Bryan dan juga Lavatera. Mengingat laporan dari Marcus terkait identitas Bryan membuat rasa ingin tahunya makin besar.
"Bryan adalah vampir," gumam pria berambut merah itu. Dia mengetuk-ketuk jemarinya di atas meja, berharap menemukan jawaban atas rasa penasarannya.
Setelah beberapa jam Julian bekerja, dia memutuskan untuk meninggalkan kantor lebih awal. Marcus yang memperhatikannya lantas hanya bisa mengerutkan kening. Pria itu jadi berbeda sejak dirinya mengatakan jika Bryan adalah seorang vampir.
"Kau mau ke mana?" tanyanya kemudian.
Julian menoleh. Dia baru saja menyambar tas laptopnya di meja. "Ah, ada yang harus aku selesaikan di luar," jawabnya.
"Tunggu!"
Seruan Marcus menghentikan langkah pria berambut merah tersebut. Julian menoleh dengan sorot mata yang tidak bisa diartikan.