Liora buru-buru keluar dari mobil yang telah diparkir di halaman rumah. Dia masuk ke kediaman bernuansa putih yang letaknya cukup jauh dari jalanan utama. Sudah lima tahun ini keluarganya pindah rumah ke sebuah komplek perumahan yang memang terisolir. Ayahnyalah yang memilih lokasi tersebut. Katanya, ini untuk menjaga keluarga dari serangan luar. Terkadang, Liora suka mencebik keanehan ayahnya tersebut.
Seorang perempuan memperhatikan gerak-gerik Liora, tetapi gadis itu sepertinya acuh tak acuh. Dia berjalan dan dengan cepat memanggil anak perempuannya tersebut. "Liora!"
Panggilan itu menghentikan langkah Liora seketika. Gadis itu menoleh, mendapati seorang wanita hamil yang berdiri dengan membawa secangkir teh di tangannya. Dia menghela napas. "Iya, Ibu," jawabnya dengan mimik lesu.
"Apa pekerjaanmu selesai lebih awal, Sayang?" tanya perempuan itu seraya berjalan menghampiri Liora. "Tidak biasanya kau pulang sepagi ini," imbuhnya.