Tiba-tiba....
"auw...auw..auw" terdengar suara meringis Yuna dan Sinta karena kesakitan.
"brengsek!! siapa sih yang narik kuping gue?..auw" tanya Yuna dengan kesakitan. Saat Yuna dan Sinta berbalik untuk melihat siapa yang menjewer telinganya dan yang ia dapati adalah...
" ehh?! pak Ramlan..." ucap keduanya sambil tersenyum.Ya, yang menjewer kuping mereka adalah pak Ramlan yang kebetulan sedang berkeliling sekolah untuk memantau supaya tidak ada murid yang bolos sekolah. Beliau adalah seorang guru bimbingan konseling atau biasa disebut BK.
" kalian berdua ikut ke ruangan bapak se..ka..rang!!" ucap pak Ramlan lalu berjalan menuju ruangannya. Yuna dan Sinta terpaksa mengikuti pak Ramlan karena kuping mereka masih dijewer.
" pak...kuping saya dilepasin dong pak!" ujar Sinta memohon.
" iya pak! sya bisa jalan sendiri kok, kuping saya dilepasin ya pak?!" ucap Yuna ikut memelas.
" kalau sya lepasin... yang ada kalian kabur...."
ayok jalan terus.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di ruang BK.
" ayo masuk!" ucap pak Ramlan yang masih menjewer telinga Yuna dan Sinta. Setelah masuk pak Ramlan pun melepaskan jewerannya.
" silahkan kalian duduk! " a ucap pak Ramlan mempersilahkan mereka duduk karena beliau sudah duduk lebih dulu.
" sebelum duduk rapikan dulu seragam dan rambut kalian!" perintah pak Ramlan.
" iya pak..." jawab mereka serempak. Mereka pun merapikan seragam serta rambut mereka yang acak-acakan. Selesai merapikan diri Yuna duduk di depan kanan pak guru dan Sinta di depan kiri pak guru.
"saya mau tanya?! sebenarnya kenapa sampai kalian jambak-jambakan??" tanya pak guru.
" dia duluan tu pak, masa saya di suruh minggat padahal lagi makan?!" jawab Yuna sambil menunjuk ke arah Sinta.
" enggak pak enggak! saya nggak kayak gitu!" ucap Sinta membantah sambil melambaikan tangannya cepat.
" eh stupid, emang kayak gitu kronologinya!!" ucap Yuna sedikit kesal.
" nggak kayak gitu! yang bener itu seperti ini ceritanya...gue minta izin buat duduk di sebelah lo tapi nggak lo izinin, pas gue maksa buat duduk Lo malah berkoar-koar terus Jambak rambut gue deh! kayak gitu pak ceritanya!" jelas Sinta berbohong.
" what??? seriously ??" tanya Yuna tercengang dan hanya di jawab anggukan oleh Sinta.
" Sinta ini bukan di jalan! yang sopan kalau berbicara, jangan pake bahasa lo gue di dalam lingkungan sekolah! paham kan??" sarkas pak Ramlan.
" bapak heran sama kalian?! biasanya kan saudara itu saling menyayangi bukannya malah saling menjatuhkan!!" ucap pak Ramlan lagi.
" justru karena dia sepupu saya makanya dia nggak saya tonjok!!" gumam Yuna.
Ya, seperti yang dikatakan pak Ramlan tadi bahwasanya mereka berdua adalah sepupu.
Itu karena Sinta Faradila Zenh atau yang biasanya dipanggil Sinta adalah anak semata wayang dari Nizam Zenh yang tidak lain adalah paman Yuna. Ibu Sinta bernama Syakira Permatasari, ia bisa dibilang seorang pebisnis karena beliau memiliki butik. Karena kurang perhatian dari kedua orang tuanya yang sibuk dan hanya meluangkan waktu di akhir pekan saja. Itulah salah satu alasan yang membuat Sinta merasa iri kepada Yuna, karena kedua orang tua Yuna selalu menyediakan waktu mereka kepadanya.
" Yuna, bapak mau tanya?! apa benar yang dibilang Sinta tadi??" tanya pak Ramlan untuk memastikan kebenaran tersebut.
" ya enggak lah pak! kalau bapak nggak percaya tanya aja murid yang lai, banyak kok pak saksi matanya!" bantah Yuna.
" ok!! karena tidak ada yang mengaku salah maka lebih baik kita lihat cctv saja, karena jika memanggil saksi yang ada masalahnya tidak akan selesai malah akan menambah masalah baru!" ujar pak Ramlan.
" bener tu pak!! saya setuju banget!!" jawab Yuna antusias.
" jangan pak, lebih baik panggil saksi aja pak!!"
ucap Sinta gelisah.
" kenapa?? takut kebohongan lo terbongkar??"
ujar Yuna sinis.
" ya enggak lah!!" ujar sinta merasa was-was.
Tanpa menunggu lama pak Ramlan pun mulai mengotak atik komputernya. Ya, pak Ramlan bisa melihat cctv di kantin, itu karena semua guru di sekolah diberikan hak untuk melihat cctv untuk mencegah apabila terjadi sesuatu nantinya.
" Sinta!! coba lihat video ini baik-baik!!" ucap pak Ramlan menahan emosi sambil menunjukan video yang menampilkan kejadian di kantin tadi.
Tanpa bisa mengelak lagi, Sinta pun hanya bisa menundukkan kepalanya.
" saya minta maaf pak karena sudah berbohong" ucap Sinta merasa bersalah karena telah membohongi gurunya.
" Ok!! karena saya sebagai guru BK yang tugasnya adalah membimbing muridnya, maka kamu saya maafkan!" ucap pak guru dengan bijak.
" lalu? apa lagi yang ingin kamu sampaikan?" tanya pak ramlan.
" itu...." ucap Sinta sambil mencolek lengan Yuna masih dengan keadaan menunduk.
" Yuna, aku minta maaf ya soal kejadian yang tadi!!" ucap Sinta sungguh-sungguh.
" iya aku maafin!!" ucap Yuna sambil membelai pundak Sinta dengan sayang. Lalu mereka pun berpelukan dan saling meminta maaf.
" ya sudah, kalian boleh keluar!! dan jangan lupa... bereskan kekacauan yang telah kalian buat!" ucap pak Ramlan.
" siap laksanakan!" ucap keduanya setelah melepaskan pelukannya.
...
POV Yuna.
Hatiku tersentuh saat melihat saudaraku satu-satunya meminta maaf padaku. Aku tau mengapa dia sangat membenciku, itu karena dia kurang perhatian dari kedua orang tuanya sedangkan kedua orang tuaku memiliki banyak waktu yang diuangkan untukku.
Karena kesibukan kedua orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaan mereka dari pada meluangkan waktu untuk dirinya, membuat sepupuku itu merasa kesepian. Alasan kenapa dia selalu mengusikku adalah perhatian, ya... itu semua ia lakukan agar aku memperhatikannya, walaupun caranya menarik perhatianku itu salah. Mungkin karena aku juga sering meladeni tingkahnya, membuat ia lebih sering berulah dan ujung-ujungnya kami selalu saling memaafkan. Namun kerena gengsinya, pasti setelah keluar dari ruang BK dia akan membenciku lagi. Seperti sekarang ini....
...
POV Author.
Setelah keluar dari ruang BK mereka berdua saling bertatapan sinis, padahal tadi mereka udah saling berbaikan.
" kata-kata gue yang tadi, gue tarik!! by!" ucap Sinta sinis lalu berjalan pergi meninggalkan Yuna.
" eh, enak aja!" ucap Yuna sambil menarik kerah baju Sinta.
" ikut gue! kita berdua harus beresin kekacauan tadi, males banget kalau yang beresin gue sendiri!" ucap Yuna sambil menyeret Sinta menuju tempat kejadian perkara.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di kantin sekolah yang sekarang dalam keadaan sepi dan berantakan. Ya, area kantin telah sepi karena bel pertanda pelajaran berikutnya telah berbunyi 5 menit yang lalu.
Sebelum melaksanakan tugas mereka, Yuna terlebih dahulu pergi menuju tempat bi Narsih.
" bi, sebelumnya Yuna minta maaf ya karena udah membuat kekacauan di sini!" ucap Yuna sedih.Tak lupa ia pun menyuruh Sinta untuk meminta maaf kepada bi Narsih.
" iya bi, Sinta juga minta maaf ya .." ucapnya merasa bersalah.
" insyaallah kami nggak akan ngulangin lagi kok" ucap Yuna.
" iya bi, kami janji" ucap Sinta sungguh-sungguh.
Dengan keadaan menundukkan kepala, mereka berharap dapat dimaafkan oleh BI Narsih.
" iya.... kalian bibi maafin kok!! tapi jangan di ulang lagi ya!!" ujar bi Narsih.
" siap bu bos!" ucap keduanya.
" ya udah, kita berdua permisi dulu ya bi soalnya mau beres-beres TKP!!" ucap Yuna..
" ya sudah silahkan!!" bi Narsih mempersilahkan.
Beberapa saat kemudian mereka sudah menyelesaikan tugas beres-beresnya.Lalu mereka berniat kembali ke kelas masing -
masing yaitu, masuk ke kelas XII IPA 1 sedangkan Yuna masih melanjutkan langkahnya karena dia berada di kelas XII IPA 2.