Hari demi hari berlalu begitu saja. Aku dan Kak Romi benar-benar lost kontak. Kadang aku bertemu dengan Ratna, tapi sedikitpun aku tidak pernah menanyakannya. Beberapa kali sosoknya masih suka hadir dalam mimpi. Tak ada yang dia katakan, hanya tersenyum dan melambaikan tangan. Tanpa terasa semester ganjil sudah kami lalui, dan satu tahap lagi kami sampai pada akhir dari sekolah ini.
Aku semakin giat belajar dan setiap hari menyempatkan diri untuk datang ke perpustakaan untuk membaca. Jalan-jalan sore tak pernah lagi kulakukan. Setiap malam, sambil mengemil makanan aku akan mengulang materi dari kelas X sampai XII SMA ini. Kalau bisa, aku ingin masuk ke universitas dengan beasiswa. Alhamdulillah, perlahan warung es cincau bapak membuka cabang di pasar. Kami tidak lagi kesulitan masalah ekonomi.