"Jadi warna apa nih yang bagus buat seragam?" tanya Eva pada keluarganya.
"Nggak usah pusing mikirin seragam. Yang penting sah jadi suami istri, udah gitu aja," sahut Musri dengan mata fokus menatap televisi.
"Mbak, kata temenku waktu saudaranya nikah. Mereka dipinjemin seragam sama salonnya. Ada beberapa pilihan, terserah kita mau pilih yang mana." Nia memberikan pendapatnya.
"Bagus juga sih kalau itu. Jadi setelah pake, tinggal dikembalikan lagi, Mbak. Biaya sewa paling berapa, dibanding beli bahan, belum mau jahitnya, pasti menamakan waktu yang cukup lama," sahut Eva.
"Nggak ribet juga, Mbak," timpal Sari.
"Jadi fix lebih baik sewa aja nih?"
"Saya iya!" kata Sari.
"Akupun iya!" lanjut Nia.
"Ibu sama Bapak gimana?"
"Terserah ... " sahut mereka serempak dan Eva hanya mengulum senyum.
"Ibu pusing, mau nikah kok ribet banget. Ibu sama Bapak duduk aja di KUA udah sah! Nggak harus ini itu."
"Jamankan udah beda, Bu. Wajarlah kalau sekarang begini." bela Musri.
