Malamnya, di taman samping rumah. Sari membakar semua buku curhatnya. Gadis itu sudah bertekad akan melupakan semuanya. Dia akan membuka lembaran baru dengan dirinya yang baru. Tidak akan ada nama Romi lagi dalam hidupnya. Lembaran kertas itu terlalap api dengan begitu cepatnya, lalu berubah menjadi abu. Sari duduk di dekat api itu sembari menatap hancurnya buku-buku. Ia berusaha membuang jauh-jauh memori kebersamaannya dengan Romi. Baginya, Romi hanyalah kesalahan masa lalu yang tak boleh diulangi lagi. Sari berdoa, semoga kelak ia memiliki rasa yang lebih dari itu untuk calon suaminya.
"Ngapain, Dek?" tanya Eva.
"Nggak apa-apa, Mbak," sahutnya singkat masih menatap api kecil di hadapannya.
"Tumben malam-malam bakar sampah, eh sampah bukannya di sana ya? Kok jadi di sini?" tanya Eva sembari menatap tumpukan sampah yang tak jauh dari mereka. Sari diam saja. "Kenapa nih, patah hati, ya?"
"Nggak."
"Terus kenapa kamu bakar buku-buku itu?"
"Udah nggak dipake aja, Mbak."