"Ida, kenalin dong sama adeknya!"
Anjas, lelaki berkulit putih dan berambut ikal itu memohon kepada Ida, supaya mau mengenalkan adiknya padanya. Sudah beberapa hari ini dia terus mencoba merayu Ida supaya mau mengenalkan adiknya itu, karena Nia sosok gadis yang sulit untuk didekati. Sebenarnya Anjas sudah mencoba beberapa kali, menyapa Nia dengan ramah, tapi sayang Nia malah membalas sapaannya seperlunya, bahkan tanpa senyuman.
"Anjas, adek aku itu paling males digangguin cowok."
"Apa adikmu nggak normal? Masa sama cowok sekeren aku dia nggak mau?"
"Bukan nggak mau, tapi dia memang nggak mau deket sama siapa-siapa."
"Kenalin ajalah, aku nggak akan ngajak dia pacaran atau berteman yang berlebihan."
