Sari pulang dengan wajah kusut. Ia menyesal sudah membuang kalung pemberian Romi ke tengah sawah. Melihat anaknya pulang dengan wajah kusut, Musri bertanya.
"Kenapa? Pelajarannya banyak tadi di sekolah?"
"Iya, Pak," sahutnya sambil mengambil gelas-gelas kotor yang masih ada di meja.
"Ya sudah, kalau lagi capek pikirannya istirahat dulu sana, tidur siang. Nanti kalau udah nggak capek lagi, baru ke sini bantuin Bapak."
"Sari nggak apa-apa, kok, Pak."
Anak itu membawa gelas-gelas itu ke sumur, lalu mencucinya. Nur dan Nia sedang mencatat siapa saja yang akan diundang di hari pernikahan Ida nanti. Selesai mencuci piring ia baru masuk ke kamar. Masih memikirkan kalungnya yang hilang.