Mbak Ida memberikan sejumlah uang untuk modal Bapak berjualan es lusa. Hari ini Bapak akan mencari bahan-bahannya di pasar untuk membuatnya. Untungnya gerobak es milik bapak masih bisa dipakai, karena selama ini disimpan di dekat sumur yang teduh, jadi terbebas dari panas dan hujan. Aku dan Mbak Nia sedang duduk di ruang tamu, kami mengobrol berdua. Bapak dan Ibu katanya keluar untuk mencari daun cincau.
"Apa bapak kembali jual es karena kemaren ibu dapet duit palsu ya?"
"Bisa jadi, Dek. Warung ibu sekarang kan sepi, semenjak ada warung yang lebih besar di ujung sana. Dia kasih harga murah, seperti harga di pasar, wajah kalau warung kita kalah saingan."
"Sayangnya yang punya utang sama ibu malah belanja di sana semua, tanpa pernah memikirkan hutangnya yang masih ada di sini, Mbak."
"Emang banyak?"
"Banyak! Ada kok buku catatannya."