Aris yang melihat Eva pergi begitu saja segera menutup teleponnya. Ia mendekati maminya dan bertanya.
"Mi, ada apa sih?"
Maminya hanya mengendikkan bahu, pura-pura tidak tahu. Aris berlari mengejar gadis itu.
"Eva! Tunggu! Eva!!"
Gadis yang merasa harga dirinya sudah terinjak-injak itu terus berjalan cepat tanpa menghiraukan panggilan Aris. Seraya berjalan ia berkali-kali mengusap air matanya secara kasar. Aris telah berada di dekatnya, lalu menarik tangannya, tapi Eva berusaha melepaskan pegangan tangan itu dan terus menjauh dari laki-laki itu. Aris berlari dan menghadang Eva di depannya.
"Kamu kenapa sih?!" teriak Aris yang membuat Eva menghentikan langkah kakinya. Ia mendongak dan menatap wajah pria itu dengan tajam.
"Kamu tanya mengapa? Pak, saya tahu saya miskin, tapi bukan berarti keluarga Anda berhak menghina saya."
"Siapa yang menghina kamu?"
"Ibu Anda memberikan kalung yang sangat cantik untuk saya."
"Lalu apa salahnya, Va?!"